• Post 1
  • Post 2
  • Post 3

Tips Memotret Panning


Berikut adalah tip tip meraih sukses dalam memotret panning.

Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. Jangan takut hanya karena ada kata ‘teknik’ diatas.

Berikut beberapa langkah praktis melakukan panning:
  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
  8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!
 

Terima kasih atas kunjungan anda jangan malu untuk bertanya kita bisa saling sharing.

Read More

Fotografi saat cuaca mendung


Fotografi di alam lepas (outdoor), seringkali kita dihadang cuaca yang tidak bersahabat. Mendung misalnya.

Tapi jangan biarkan mendung menghalangi niat kita.

Berikut obyek yang bagus di foto dalam cuaca mendung:

Pepohonan Cobalah memotret rimbun pepohonan saat terik matahari, anda akan mendapati kontras yang terlalu keras antara langit dan daun. Saat mendung kontras ini akan berkurang secara drastis sehingga keseluruhan hasil foto akan lebih bagus.


Orang Portrait & Hewan Mendung menghasilkan pencahayaan yang rata dan lembut, seolah-olah anda memiliki softbox raksasa di atas sana. Cahaya saat mendung menghasilkan foto wajah yang lebih bagus. Saat memotret wajah di tengah terik matahari anda akan kesusahan mengontrol bayangan dan kontras gelap terang yang terlalu keras (biasanya di bawah mata dan hidung serta bagian leher). 


Air Terjun & Sungai Air terjun dan aliran sungai akan jauh lebih bagus di foto saat mendung tiba. Kita akan lebih mudah membuat efek kapas yang membuat air tampak seperti gumpalan kapas yang lembut, bahkan semakin gelap mendung akan semakin halus “kapas” yang didapat.

Langit Mendung membuat langit tampak lebih dramatis karena ada gradasi antara gelap dan terang.



Perbukitan atau Lembah Biasanya saat kita berada diatas bukit banyak awan yang jaraknya tidak jauh dari kita contoh didataran tinggi dieng.


Terima kasih atas kunjungan anda semoga tip tipnya dapat bermanfaat untuk anda.
Read More

Menghindari Foto Blur


Berikut saya akan memberikan beberapa tips agar foto yang dihasilkan tidak blur atau goyang. Karena sebagus apapun momentnya atau teknik fotografi atau kameranya, kalau hasil fotonya blur atau goyang maka semua itu tidak ada artinya.


1.     Posisi tangan dan tubuh

Percaya atau tidak, cara termudah dan termurah untuk menghindari foto menjadi blur atau goyang adalah dengan memperbaiki posisi tangan dan tubuh kita pada saat memotret apabila tidak menggunakan alat bantu seperti tripod. Genggam kamera dengan mantap tapi tetap nyaman di jari dan telapak tangan serta pergelangan tangan. Kemudian biasakan tempel siku ke badan. Hal ini akan membuat posisi lengan seolah-olah menjadi tripod dengan bertumpu pada badan kita. Dengan cara seperti ini maka kamera “tidak akan menggantung”. Last but not least, posisi badan jangan terlalu membungkuk ke depan, malah ada beberapa fotografer yang cenderung menarik torso (pinggang ke atas) agak ke belakang sehingga titik pusat gravitasi tubuh lebih terjaga dan stabil. Beberapa fotografer memiliki cara dan gaya sendiri dalam menghandle kamera, temukan gaya dan cara Anda sendiri namun pastikan kamera dalam posisi stabil dan nyaman.

2.    Sesuaikan  Shutter Speed  dengan Focal Length lensa

Semakin panjang focal length lensa maka ia akan semakin sensitif terhadap gerakan. Patokan yang paling mudah adalah dengan tidak memilih shutter speed lebih lambat dari 1/focal length lensa. Contoh, apabila Anda menggunakan lensa 200mm maka shutter speed diusahakan tidak lebih lambat dari 1/200 detik. Gunakan shutter speed lebih cepat dari 1/200 seperti 1/250, 1/300 dst.

3.    Aktifkan fitur stabilizer

Teknologi kamera digital pada saat ini telah mengenal fitur stabilizer yang akan membantu menstabilkan komponen kamera dari getaran atau gerakan kecil. Pada saat ini ada dua jenis teknologi stabilizer, yaitu yang ditanamkan pada lensa seperti fitur IS (Image Stabilizer) pada Canon dan VR (Vibration Reduction) pada Nikon. Dan yang ditanamkan pada body kamera seperti pada body kamera Olympus dan Sony Alpha. Periksa lensa dan kamera Anda apakah ada fitur seperti ini dan kemudian aktifkan. Namun perlu diingat fitur ini bekerja dengan efektif ketika kamera dipegang dengan tangan (handheld), apabila ditaruh di bidang solid atau menggunakan tripod fitur ini malah tidak bekerja dengan baik. Sekali lagi cek manual lensa dan body kamera untuk lebih memahami fitur ini pada peralatan fotografi milik Anda.

4.    Hati-hati dengan Depth of Field yang tipis

Apabila Anda menggunakan pilihan aperture yang besar (lebih besar dari f/2.8) maka bidang yang fokus secara paralel dengan kamera menjadi sangat tipis. Jadi pastikan subjek foto dan diri Anda sendiri tidak bergerak maju mundur agar tetap berada dalam bidang fokus. Kecuali tentu saja Anda menyesuaikan pilihan aperture Anda atau merubah titik fokus yang baru.

5.    Cerdik menggunakan fitur Focus Lock dalam pre-compose

Hal ini adalah yang paling sering diabaikan dan dilupakan oleh banyak fotografer. Biasanya ketika memotret kita akan melakukan pre-compose di viewfinder kamera, dan setelah yakin dengan titik fokus yang kita inginkan kita akan menekan shutter release halfway untuk lock focus pada titik tersebut. Namun sebelum kita menekan tombol shutter penuh kadang terjadi hal sebagai berikut: kita meminta subjek untuk berubah posisi atau kita melakukan tilt (memiringkan) kamera untuk melakukan composing lagi. Hal ini pada kasus tertentu terutama dengan pilihan aperture besar akan mengakibatkan misfocus karena titik fokus meleset atau berubah. Ada baiknya ketika kita sudah yakin dengan pre-compose yang kita lakukan kemudian melakukan focus lock tidak ada lagi perubahan yang drastis untuk menghindari hal ini terjadi.

 
6.     
Gunakan tripod, remote shutter release dan fitur Timer.

Alat fotografi yang sudah sangat dikenal ini membantu kamera berada dalam posisi stabil selama proses pengambilan gambar. Apabila Anda menggunakan pilihan shutter speed yang lambat maka tripod cukup membantu agar kamera tidak shake selama shutter terbuka. Pada contoh ekstrem ketika menggunakan pilihan shutter speed yang sangat lambat, maka sudah semestinya ketika menggunakan Tripod maka seharusnya Anda menggunakan remote shutter release atau paling tidak dengan menggunakan fitur Timer di kamera Anda. Kenapa? Mari kita asumsikan Anda menggunakan shutter speed 30 detik, maka Anda tentu perlu menggunakan tripod agar selama 30 detik tersebut kamera berada dalam keadaaan statis. Namun yang Anda lakukan setelah memilih shutter speed Anda menekan tombol shutter dengan menggunakan jari, hal ini akan berakibat terjadi vibrasi pada kamera karena terjadi kontak fisik dengan jari yang menekan shutter. Karena itu disarankan Anda menggunakan remote shutter release (alat untuk menekan tombol shutter tanpa menyentuh kamera) baik yang wireless atau wired. Apabila Anda tidak memiliki alat ini, cara termudah adalah dengan menggunakan fitur Timer di kamera sehingga Anda tidak perlu menekan tombol shutter. Dengan demikian tidak terjadi vibrasi yang diakibatkan jari Anda menekan tombol di kamera.

Terima kasih atas kunjungan anda semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Read More

Tips Memilih Kamera DLSR


Memilih dan membeli kamera digital SLR (DSLR) merupakan hal yang gampang2 susah, apalagi untuk pemula yang berkantong pas2n seperti saya


Untuk anda yang berkantong tebal, anda tinggal memilih yang berharga mahal atau kelas high-end, karena di dunia fotografi, harga biasanya ga bo’ong, kalo mahal ya artinya emang bagus. Harganya yang bisa ngabisin jatah makan dua bulan,  membuat berpikir keras untuk memilih salah satu penawaran dari produsen yang semuanya menggiurkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan membeli kamera digital SLR (DSLR) ini.

Sesuai Kebutuhan 

Ada sangat banyak pilihan di pasaran dengan berbagai macam varian harga dan fitur. sebelum menentukan, pikirkan dulu tujuan anda membeli kamera digital SLR, fitur apa yang penting untuk anda. Anda ingin kesederhanaan sebuah kamera DSLR atau anda tipe fotografer yg ingin mengeksplorasi semua kelebihan yang ditawarkan sebuah kamera SLR. Perhatikan Ukuran sensor CCD atau CMOS yang digunakan untuk menangkap image.

  

Walaupun banyak sekali variasi ukuran, namun umumnya terbagi dalam 3 kategori, yaitu FullFrame, APS-C dan Four-Thirds. Bagi sebagian orang, ukuran sensor (megapiksel) tidak terlalu penting, yang lebih penting adalah masuk kategori mana sensor2 tersebut.
Yang membedakan ketiga macam sensor tersebut adalah Crop Factor, gambar diatas menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran sensor, semakin kecil area tangkap layarnya. pada hasil image, terlihat sperti menggunakan focal length (1.5x or 1.6x lebih panjang untuk  APS-C, 2x untuk Four-Thirds). 

Bagi sebagian pengguna DLSR pemula, crop factor bukan merupakan hal utama, tapi perlu dipertimbangkan jika anda ingin menggunakan DSLR sebagai pengganti kamera SLR lama anda, dan jika anda sudah memiliki koleksi lensa yang mahal2, ada baiknya anda mempertimbangkan untuk membeli DSLR Fullframe, karena jika tidak, gambar yg dihasilkan akan berbeda dengan SLR biasa. Hal lain yg perlu diperhatikan memilih kamera digital SLR atau DSLR adalah antishake systems. karena gambar yang diambil pada pencahayaan kurang ataupun diambil dari jarak jauh akan rawan menjadi buram (blur) karena gerakan tangan atau kamera yg tidak disengaja. Image Stabilization ini dirancang untuk menghindari hal ini

Hal berikutnya yg harus diperhatikan dalam membeli kamera digital SLR atau DSLR adalah kecepatan. baik kecepatan fokus ataupun kecepatan memotret. kamera DSLR entry level pun memiliki kecepatan yg lebih baik daripada kamera saku high-end. Semakin mahal semakin meningkat pula kecepatannya. hal ini diperlukan apabila anda sering memotret objek bergerak misal mobil yg sedang melaju atau burung yang sedang terbang. Yang tidak kalah penting adalah ukuran dan berat body kamera, anda yg terbiasa dengan kamera saku tentu akan kagok atau sedikit kesulitan jika langsung menggunakan DSLR Nikon D3 misalnya. sebaiknya dimulai dari yg berukuran compact semacam Nikon D60 atau Canon EOS 400D

Tips Umum Membeli kamera DSLR
  1. Harga. Inilah faktor paling utama penentu akan seperti apakah tipe maupun merk kamera DSLR yang akan kita miliki nanti. Seberapa canggih keinginan dan tipe kamera yang anda pilih, budget yang kita milikilah yang menentukan.
  2. Kegunaan. Atau untuk kebutuhan apakah anda membeli kamera DSLR; apakah untuk menyalurkan hobi baru, mendapat tugas menjadi bagian dokumentasi di kantor, memperlancar pekerjaan sebagai fotografer liputan dan jika kebutuhan anda masih bisa tercukupi dengan kamera saku tentunya membeli sebuah kamera DSLR bukan merupakan sebuah keharusan. Bukan hanya akan lebih merepotkan anda karena harus belajar menguasainya juga akan memberatkan karena ukurannya yang lebih besar dari kamera point and shoot biasa.
  3. Spesifikasi. Kalau faktor ini yang menentukan berarti anda sudah berminat untuk mendalami kegunaan dan kelebihan dari kamera DSLR yang tidak lagi sekedar bidik dan jepret. Apakah anda butuh kamera dengan speed yang lebih tinggi karena ingin mendalami foto olah raga, resolusi yang besar karena akan sering mencetak dengan ukuran yang besar, rating ISO lebih tinggi karena bertugas motret konser musik atau pertunjukkan panggung dan lain-lain.Sebenarnya ketiga faktor di atas adalah faktor yang paling menentukan dari keputusan anda untuk memilih dan membeli kamera DSLR. Tapi jika saya harus menambahkan faktor yang paling sering menjadi bahan pertimbangan lainnya maka pilihannya adalah :
  4. Resolusi. Banyak orang salah pengertian tentang kata resolusi atau megapixel ini. Kebanyakan orang menganggap kalau sebuah kamera memiliki ukuran megapixel lebih besar maka gambar yang dihasilkan akan lebih baik. Padahal jika kita hanya akan kebanyakan mencetak hasil foto dalam ukuran post card, besaran megapixel yang ada di kamera saku pun sudah mencukupi. Ukuran megapixel yang besar baru diperlukan jika kita harus mencetak dalam ukuran lebih besar dari 60 cm x 40 cm. Atau anda adalah seorang profesional yang seringkali mencetak dalam ukuran besar dari hasil cropingan foto.
  5. Aksesoris. Pilihan ini juga bisa berarti anda akan berinvestasi di satu merk kamera atau sudah memiliki satu merk tertentu sebelumnya, dan memutuskan untuk melengkapi kebutuhan dari merk tersebut.
  6. Kebutuhan masa depan. Apakah anda akan menggunakan kamera tersebut sampai 5 atau 6 tahun kedepan? Karena teknologi kamera DSLR adalah teknologi yang tidak cepat usang dimakan waktu, tidak seperti misalnya teknologi pada telepon genggam yang cepat sekali berganti. Kecuali ada loncatan teknologi baru seperti ketika peralihan dari kamera analog ke kamera digital. Atau mungkin nanti ketika kamera DSLR yang menggunakan rana atau shutter digantikan oleh teknologi kamera telepon genggam dengan kualitas sama.

Terima Kasih atas kunjungan anda.
Read More

Sifat yang dibutuhkan fotografer


Saat saya membaca kisah fotografer sukses, saya sering bertanya kepada diri sendiri,

apakah ada sifat-sifat tertentu yang dimiliki seseorang yang bisa membuat mereka menjadi sukses? Setelah berpikir beberapa minggu terakhir ini, saya merasa ada tiga sifat utama yang menentukan kesuksesan seorang fotografer.

Sifat pertama adalah keberanian
Keberanian penting sekali dan membedakan antara foto yang biasa-biasa saja dengan foto yang luar biasa. Keberanian bukan cuma berarti keberanian mengambil foto di daerah konflik / perang, demonstrasi dan tempat-tempat yang membahayakan jiwa. Tapi juga keberanian terhadap banyak hal yang lain.

Misalnya, keberanian untuk foto dari jarak dekat. Robert Capa, seorang fotojurnalis perang mengatakan bila foto Anda kurang bagus, berarti Anda kurang dekat. Misalnya banyak fotografer pemula malu-malu (terutama foto manusia) dan hanya mengambil foto dengan telephoto zoom dari jarak jauh.

Lalu, fotografer yang sukses juga harus berani mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh fotografer lainnya, seperti mengambil sudut pandang dari berbeda, mencoba komposisi dan eksposur yang baru, dan sebagainya. Karena takut akan hasil yang buruk, maka banyak fotografer meniru teknik foto fotografer lainnya, sehingga pemirsa menjadi bosan karena telah melihat foto semacam itu berulang kali.

Bila tertarik dengan subjek manusia, maka kita juga harus berani untuk meminta ijin orang untuk difoto. Sebagian besar fotografer pemula malu-malu untuk mendekati orang yang menarik untuk difoto karena takut ditolak. Karena itu banyak kesempatan foto bagus yang terlewatkan.

Terakhir, berani untuk melawan kepercayaan konvensional tentang profesi fotografer tidak bisa kaya dan dianggap kelas bawah dibanding dengan profesi lainnya seperti dokter, pengacara, bankir dan lain lain. Untuk menjadi fotografer yang sukses, memang awalnya dibutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Sifat yang kedua adalah rasa keingintahuan (curiosity)
Memiliki keberanian dalam menekuni bidang fotografi ini tidak cukup, tapi seorang fotografer sukses harus selalu dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Misalnya selalu ingin tahu bagaimana bisa membuat hasil karya menjadi lebih baik lagi dengan membaca artikel baik di media cetak atau elektronik. Ingin mengetahui sepak terjang fotografer lainnya. Ingin mengetahui dan belajar dengan fitur-fitur baru kamera digital modern sehingga bisa memanfaatkan teknologi untuk mencetak hasil karya yang lebih baik lagi. Intinya sebagai fotografer yang sukses, kita tidak boleh ignorant (mengabaikan) perkembangan teknologi dan zaman.

Sifat yang ketiga adalah disiplin dan kegigihan
Meskipun seorang fotografer memiliki keberanian dan rasa ingin tahu yang tinggi, tapi bila tidak memiliki disiplin dan kegigihan, maka semua menjadi sia-sia. Fotografer yang berdisiplin akan memacu dirinya untuk belajar, praktek foto secara rutin, sehingga bisa mencapai kemajuan yang berarti.

Bagaimanapun hebatnya seorang fotografer dalam berteori, tanpa praktek, maka fotografer tersebut tidak akan sukses menelurkan karya-karya yang luar biasa. Dengan praktek, maka fotografer akan menemukan banyak wawasan baru yang tidak dapat dipelajari dari membaca buku atau belajar dari fotografer lain. Misalnya dengan memakai kamera dan lensa tertentu dalam waktu lama, maka seorang fotografer mengetahui benar bagaimana karakteristik kamera tersebut dan bisa mengoperasikannya dengan efektif dan efisien.

Kegigihan seorang fotografer juga penting, terutama sifat pantang menyerah. Membuat karya foto yang baik terkadang memerlukan waktu yang banyak, kadang juga ada faktor luck (untung). Fotografer perlu di tempat yang tepat untuk mengeksekusi foto yang luar biasa. Maka dari itu, jangan cepat menyerah apabila setelah berusaha sekian lama, ternyata karya foto masih kurang diapresiasi oleh teman atau khalayak ramai.

Disiplin dan kegigihan merupakan sifat pelengkap yang bila digabungkan dengan sifat-sifat diatas dapat membuat fotografer menjadi sukses.

Tanpa salah satu sifat diatas, saya sulit membayangkan bagaimana seorang fotografer bisa sukses.

terima kasih atas kunjungan anda.
Read More

Teknik Memotret Indoor dan Ourdoor



Sebenarnya teknik ini sangatlah mudah untuk anda cermati akan tetapi anda harus mengerti terlebih dahulu dasar-dasarnya.


1.  Teknik Memotret di Dalam Ruangan (indoor)

Untuk pemotretan dalam ruangan, diperlukan tata cahaya yang memadai. Hal ini dikhawatirkan hasil jepretan kurang maksimal. Anda dapat melakukan pemotretan dekat dengan arah sumber cahaya. Pemotretan dapat dibantu dengan menghidupkan lampu blitz.

2.   Teknik Memotret di Luar Ruangan (outdoor)

Untuk pemotretan di luar ruangan, pastikan latar belakang yang digunakan tidak menimbulkan efek gerak. Misalnya, di jalanan yang banyak dilalui kendaraan. Usahakan latar yang dipilih adalah latar tidak bergerak agar hasil jepretan maksimal. Kondisi cahaya pun perlu diperhatikan. Sinar matahari pada waktu siang terlalu terik. Alangkah baiknya melakukan pemotretan pada waktu pagi atau sore karena pencahayaannya yang tidak terlalu terang.
Read More

Teknik Memotret pada Malam Hari



Lihatlah foto di sebelah, terlihat familiar bukan? Apakah foto liburan terakhir anda tampak seperti ini?
Ya inilah tipikal hasil foto yang umum kita dapatkan pada malam hari pada setelan automatik dengan menggunakan flash: subyek yang terang benderang dengan latar belakang yang gelap. Mari kita pelajari teknik yang lebih baik agar foto seperti ini tidak terjadi lagi.


Untuk mendapatkan foto sebaik siang hari dengan kondisi cahaya yang terbatas nyaris tidak mungkin. Anda harus memprioritaskan beberapa hal dan mungkin kehilangan beberapa hal lainnya. Anda harus melakukan banyak kompromi. Yang kita usahakan adalah memaksimalkan hasil pemotretan dalam situasi yang kurang menguntungkan ini.


Ide Dasar
Saya bisa mengerti jika saat ini anda sudah bersama kamera kesayangan anda dan ingin segera praktek. Tapi sebelumnya anda harus pahami hal-hal berikut ini dahulu. Dalam fotografi dengan flash anda bertanggung jawab atas dua wilayah eksposur. Sudah anda ingat? Dua wilayah eksposur. Bawa kopi dan kacang ke depan komputer anda karena ini akan menjadi pembahasan yang panjang. Kita bahas satu persatu:

Eksposur pertama adalah eksposur latar depan, yaitu wilayah yang terjangkau oleh sinar flash anda. Jarak efektifnya kira-kira hingga 2 sampai 3 meter tergantung flash pada kamera anda. Terang gelapnya wilayah ini bergantung pada kekuatan flash anda. Anda sebaiknya membuka diafragma cukup besar agar flash anda tidak bekerja terlalu keras. Anda boleh saja ingin diafragma yang cukup kecil agar mendapatkan ruang tajam yang lebih lebar tapi harap diingat bahwa itu artinya anda mengurangi jarak jangkauan efektif flash. Setiap flash punya batas kekuatan maksimal dan tidak bisa lebih terang lagi. Jika anda mendapati latar depan foto anda tidak bisa lebih terang dari sebelumnya kemungkinan flash anda sudah ‘mentok’, anda sebaiknya mengalah dan membuka diafragma menjadi lebih besar. Jika diafragma pun sudah mentok tidak bisa lebih besar lagi maka anda mau tidak mau harus menaikkan ISO. Ini adalah sebuah kompromi, anda kehilangan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lainnya.

Eksposur kedua adalah eksposur latar belakang, yaitu wilayah yang tidak lagi terjangkau oleh sinar flash anda. Wilayah ini mungkin diterangi oleh cahaya lampu-lampu ruangan, cahaya lilin atau bahkan cahaya bulan yang masing-masing berbeda intensitasnya. Bila latar belakang tidak diterangi sumber cahaya apapun maka anda bisa langsung memotret. Jika latar belakang memiliki sumber cahaya maka kita bisa mengatur terang gelapnya. Besarnya intensitas cahaya yang menerangi latar belakang akan mempengaruhi hasil akhir foto kita. Terang gelapnya wilayah ini bisa dikendalikan dengan memperlambat shutter speed kamera kita. Semakin lambat shutter speed maka semakin terang latar belakangnya (ini yang kita mau) tetapi juga artinya semakin rentan terhadap gerakan baik gerakan subyek maupun guncangan tangan kita sendiri. Sekecil apapun guncangan bisa menyebabkan foto menjadi blur (ini yang tidak kita kehendaki). Yup, anda harus berkompromi dalam hal ini. Anda tidak bisa menang di keduanya. Yang anda harus cari adalah latar belakang yang cukup terang dan foto yang tidak blur. Mungkin anda perlu memperbaiki posisi kaki dan cara memegang kamera agar anda lebih kaku, tahan nafas jika perlu.
Sekarang kita melangkah ke praktek. Sengaja saya pisahkan antara kamera poket (kamera saku) dengan DSLR dengan flash built-in dan DSLR dengan flash eksternal. Semuanya menggunakan teknik yang serupa hanya berbeda di beberapa tahap. Saya haruskan anda membaca semuanya.

Kamera Poket
Berhubung flash kamera poket hanya bisa menghadap ke depan maka kita terpaksa melakukan direct flash, yaitu menyinari obyek secara langsung dengan sinar flash.
Bila kamera saku anda ada memiliki mode “night scene”  maka anda dapat langsung mengaktifkannya untuk memotret malam hari. Dan bila kamera anda ternyata juga memiliki mode M (manual) anda bisa lebih leluasa menciptakan efek yang sama, bahkan lebih baik. Caranya:
  1. aktifkan mode M (manual) pada kamera
  2. nyalakan flash, biarkan di mode automatik
  3. buka diafragma (aperture) hingga maksimum (pilih angka terkecil) agar lebih banyak cahaya yang masuk ke lensa
  4. setel ISO ke 200
  5. set white balance ke flash atau sunlight
  6. lambatkan shutter speed hingga 1/30 sambil perhatikan layar LCD, bila terlalu terang maka percepat shutter speed (misal ke 1/40 atau lebih cepat) hingga terlihat cukup terang, bila terlalu gelap maka pelankan shutter speed (misal ke 1/25 atau lebih pelan lagi), bila sudah terlalu pelan (misal 1/15) maka sebaiknya anda kembalikan shutter speed ke 1/30 dan naikkan setelan ISO satu tingkat, ulangi langkah ini sampai mendapatkan cahaya yang seimbang dan shutter speed yang cukup cepat
  7. ambillah foto, jika mungkin minta kepada subyek foto anda untuk tidak bergerak hingga kira-kira satu detik hingga pengambilan foto selesai (flash biasanya nyala beberapa kali setiap pengambilan foto, pastikan subyek foto tidak buru-buru bergerak setelah flash pertama menyala)
Walaupun masih melakukan direct flash yang cenderung keras, cara di atas memiliki kelebihan dibandingkan mode night scene yang disediakan kamera. Kelebihannya adalah anda memiliki kendali atas gelap terangnya latar belakang dari foto anda dengan cara memperlambat/mempercepat shutter speed. Mode night scene yang tersedia di kamera menggunakan trik yang sama tetapi sudah mematok eksposur latar belakang di tingkat tertentu dan tidak dapat diubah.
Teknik memperlambat shutter speed ini dikenal dengan istilah slow-shutter atau bukaan lambat. Bila disertai dengan flash  sering disebut dragging the flash atau “menyeret flash”. Tetapi apapun istilahnya anda sekarang sudah paham cara kerjanya. Semakin lambat shutter speed maka semakin terang latar belakang foto anda.
Kamera DSLR dengan Flash Built-In
Memotret malam hari dengan kamera DSLR dengan flash built-in juga menggunakan teknik slow shutter, yaitu cara yang sama dengan kamera poket kecuali di langkah nomor (6). Sebagai pengganti langkah ke (6) yaitu melihat ke layar LCD, adalah anda harus melakukan penyesuaian eksposur dengan melihat ke metering kamera (aktifkan metering mode matriks). Pastikan flash berada  di mode full automatik (TTL).
Setel shutter speed ke 1/30 dan perhatikan jarum metering anda, pastikan menunjuk angka lebih kecil dari nol dan di sekitar angka minus satu hingga minus dua. Bila ternyata jarum menunjukkan angka yang lebih kecil dari itu maka pelankan shutter speed. Bila shutter speed sudah kelewat lambat (misal 1/15 detik) maka kembalikan shutter speed ke 1/30 dan naikkan ISO. Ulangi langkah ini hingga jarum metering berada di antara minus satu dan minus dua. Ambil sampel foto sebagai contoh. Ulangi langkah di atas (jika perlu) hingga anda mendapatkan perimbangan latar depan dan latar belakang yang sesuai dengan selera. Saya pribadi menyukai eksposur latar belakang pada posisi minus satu selama kondisi memungkinkan.

Kamera DSLR dengan Flash Eksternal
Dengan flash eksternal maka anda memiliki kesempatan terbaik. Teknik yang digunakan sama dengan teknik memotret pada kamera DSLR dengan flash built-in, bedanya anda mengubah arah moncong flash eksternal anda ke langit-langit di atas kepala anda. Teknik ini dikenal dengan nama teknik bouncing flash (flash yang dipantulkan). Dengan memantulkan cahaya flash ke langit-langit akan mengubah sifat cahaya flash yang tadinya berpenampang kecil menjadi berpenampang besar. Dan penampang sumber cahaya yang besar menghasilkan cahaya yang lebih lembut merata, itu kuncinya. Hanya saja pastikan bahwa langit-langit anda berwarna putih agar cahaya pantulannya tetap netral.
Jika ruangan tempat anda memotret ternyata memiliki langit-langit yang warnanya tidak netral (merah, coklat dll), langit-langitnya kelewat tinggi atau anda berada di luar ruangan maka anda tidak dapat melakukan teknik bouncing flash. Yang terbaik untuk anda lakukan adalah mengembalikan moncong flash ke arah depan dan kembali ke teknik direct flash dengan slow shutter.

Mengoreksi Warna
Menggunakan teknik di atas kemungkinan masih menyisakan satu masalah yaitu belangnya warna di latar depan dibandingkan dengan latar belakang. Hal ini disebabkan perbedaan suhu warna antara flash dan lampu ruangan. Bila lampu ruangan adalah dari jenis lampu pijar maka latar belakang foto akan berwarna kekuningan sementara bila lampu ruangan dari jenis lampu neon maka latar belakang foto akan berwarna kehijauan.
Yang perlu kita lakukan adalah menyamakan warna cahaya latar depan dengan warna cahaya latar belakang dan biarkan white balance yang melakukan koreksi untuk menormalkan keduanya sekaligus untuk kita. Terdengar hebat kan?

Gel dan cara pemasangannya
Untuk itu kita butuh bantuan benda yang namanya gel. Bukan, bukan gel yang dimakan anak-anak atau yang dipakai di rambut. Gel yang dimaksud adalah semacam plastik bening berwarna yang bisa anda beli di toko peralatan fotografi. Ada banyak warna tersedia tetapi yang kita butuhkan hanya yang berwarna oranye dan berwarna hijau. Gel oranye kita gunakan pada ruangan dengan pencahayaan lampu pijar dan gel hijau untuk ruangan dengan lampu neon.
Prakteknya sangat mudah. Pasang gel yang sesuai dengan jenis lampu yang ada dalam ruangan pada moncong flash anda. Anda dapat mengetahui jenis lampu tersebut dengan mudah, dengan melihat foto yang diambil dengan teknik slow shutter. Jika latar belakang menunjukkan warna oranye berarti ruangan menggunakan lampu pijar dan anda tinggal memasang gel warna oranye, sedangkan bila kehijauan maka ruangan menggunakan lampu neon dan anda silakan pasang gel hijau. Selanjutnya anda harus mengubah white balance ke jenis lampu yang sesuai dan selesailah proses pemasangan, anda hanya tinggal memotret.

Memotret malam hari dengan flash selalu menantang. Setiap tempat, setiap lokasi, setiap ruangan punya karakteristik masing-masing yang menuntut kita untuk segera beradaptasi. Sering-seringlah berlatih agar terbentuk refleks.

Selamat memotret.

Read More

Tips dan trik memotret dikarnaval


Kalau Anda senang melihat pawai atau karnaval dari pinggir jalan, maka Anda harus rela berdesak-desakan dengan sesama penonton.
Anda harus mengeluarkan tenaga dan menebalkan urat malu supaya mendapat tempat yang strategis untuk menonton. Tubuh yang tinggi atau keterampilan memanjat merupakan keuntungan di sini. Dari ketinggian Anda bisa menyaksikan tontonan itu.

 Memotret pada keramaian
Meski demikian, menonton dengan terpaku di satu tempat ini memiliki kelemahan. Ketika arak-arakan itu sudah lewat di depan Anda, maka selesailah sudah tontonan itu. Selain itu, jika Anda memilih tempat yang kurang strategis, maka Anda tidak dapat menyaksikan atraksi istimewa yang ditampilkan oleh peserta karnaval. Peserta karnaval kadang menunjukkan aksi-aksi terbaik mereka ketika arak-arakan itu berhenti selama beberapa saat; ketika mereka sampai di simpang empat atau di depan panggung pertunjukan.

Ada cara lain untuk menonton acara karnaval yaitu dengan berperan sebagai fotografer atau videografer. Pada acara arak-arakan di jalanan ini, para perekam visual ini biasanya mendapat keleluasaan untuk masuk ke dalam arena. Mereka bebas bergerak kemana saja untuk mendapatkan posisi pemotretan yang terbaik. Memang, dalam acara tertentu ada aturan protokoler yang ketat. Hanya fotografer yang bertanda khusus saja yang diizinkan masuk. Akan tetapi pada kebanyakan acara, panitia membiarkan para penentang kamera untuk bergerak hilir mudik. Bahkan kadang sampai ijrik-ilir alias mondar-mandir di depan tamu kehormatan, tapi dibiarkan saja. Penyelenggara acara membutuhkan para fotografer ini untuk mempublikasikan acara yang mereka selenggarakan.

Kalau sedang beruntung, para fotografer bisa mendekat tokoh terkenal atau selebritas yang ikut pawai tersebut. Mereka bisa memilih sudut pandang yang unik. Mereka juga bebas berjalan dari ujung sampai dengan ekor barisan, dan berbalik lagi ke ujung sesuai keinginan.

Berminat memotret karnaval? Berikut tips yang mungkin berguna bagi Anda:
  1. Carilah informasi even-even karnaval. Mintalah kalender wisata setahun yang dibuat oleh Dinas Pariwisata setempat. Anda bisa juga mencari tahu di koran atau agenda acara di internet.
  2. Siapkan kamera Anda. Jika Anda hanya memiliki kamera saku digital, itu sudah cukup. Pindahkan gambar-gambar di kamera pada komputer, kemudian hapus gambar pada kamera untuk mengosongkan memori. Jangan lupa setrum baterai sampai kapasitas maksimal.
  3. Siapkan peralatan “tempur Anda”:
    1. Payung kecil
    2. Kartu memori dan baterai cadangan
    3. Ponsel dengan baterai penuh untuk berkomunikasi dengan penjemput Anda.
    4. Air minum
    5. Aksesoris kamera: lampu kilat, filter dan tripod kecil.
  4. Kenakan pakaian yang nyaman: Sandal gunung atau sepatu sport, topi, kaos berkerah lengan panjang dan celana sebatas lutut.
  5. Pahami lokasi acara supaya Anda bisa memarkirkan kendaraan sedekat mungkin dengan lokasi. Datanglah lebih awal supaya Anda bisa melakukan persiapan lebih baik. Jika datang terlambat maka Anda berjalan lebih jauh karena polisi pasti sudah menutup jalan menuju lokasi.
  6. Amati lingkungan sekitar dan lihatlah arah sinar matahari. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan backlight. Pada Solo Batik Carnival 2009, arak-arakan berjalan ke arah Timur. Padahal acara diselenggarakan pada sore hari ketika matahari bergulir ke Barat. Akibatnya, kamera foto sering harus menantang sinar matahari. Jika hal ini tak terhindarkan, maka Anda perlu menyiapkan lampu kilat untuk menyaingi intensitas sinar matahari.
  7. Meski punya keleluasaan, tetap hargailah penonton lain. Usahakan jangan menghalangi pandangan penonton dengan terlalu lama berdiri di satu tempat. Anda juga harus memegang prinsip “empan papan” atau bisa menempatkan diri dengan tepat. Ada kalanya, kita harus menahan diri untuk tidak memotret sembarangan. Misalnya, pada saat pertunjukan berlangsung, kita sebaiknya tidak nyelonong berjalan ke tengah-tengah arena untuk memotret.
  8. Hargai sesama fotografer. Usahakan jangan sampai badan Anda menghalangi kamera yang ada di belakang Anda, terutama kamera video.
  9. Jangan lupa merekam ekspresi penonton. Penonton adalah bagian dari karnaval juga. Kalau kita jeli, kita bisa mendapatkan wajah penonton yang ekspresif saat menyaksikan pertunjukan.
  10. Bersikap P.D. (Percaya Diri) dan sedikit cuek. Kalau Anda hanya memegang kamera saku digital, biasanya akan minder melihat perlengkapan kamera yang dibawa fotografer lain. Dalam hal ini, sebaiknya bersikap cuek saja. Mereka punya perlengkapan kamera canggih karena memang itulah profesinya. Mereka harus mencari uang dari memotret. Entah sebagai fotografer koran, peserta lomba memotret atau penjual jasa memotret. Mereka dituntut menghasilkan karya terbaik. Sementara kita memotret hanya demi kesenangan saja. Jadi dibikin enjoy saja. Bukankah itu yang kita cari ketika memutuskan untuk menonton karnaval?
***
Tinggal di kota Klaten, yang berada di tengah-tengah antara kota Solo dan Jogja ternyata ada untungnya. Kedua kota budaya ini sering menggelar karnaval. Saya pernah memotret Solo Batik Carnival dan Pekan Budaya Tionghoa.
Read More

Beberapa Teknik Memotret


Dengan kamera digital kita dapat memotret apapun yang kita mau,kemajuan teknologi sekarang telah membawa kamera digital terus mengalami perkembangan resolusi,kamera digital yang beredar dipasaran berkisar 4 hingga 6
Megapixel bahkan lebih.Dengan 6 megapixel gambar yang akan kita potret akan semakin bagus.Tetapi biarpun kita memiliki kamera 6 megapixel ataupun diatas 6 megapixel tetapi jika tidak tidak tau cara memotret dengan benar sama saja.Untuk itu saya akan memberikan tips-tips dasar sehingga kamera anda dapat bekerja secara maksimal.

1.Flash Otomatis
Maksudnya disini adalah lampu flash kamera,dimana lampu flash kamera dirancang untuk pemotretan diruang yang kurang cahaya,sehingga dengan flash kualitas gambar akan menjadi maksimal.Namun sebaiknya hindarinya penggunaan lampu flash karena membuat pencahayaan gambar menjadi kurang natural,sehingga gambarnya tidak seindah dengan aslinya,jadi lampu flash kamera anda diset otomatis saja,sehingga hanya menyala pada saat cahaya kurang.


2.Efek “mata merah”
Mata merah disini bukan gambar yang didalam foto kita kurang tidur tetapi karena sambaran lampu kilat yang sejajar dengan arah lensa.Beberapa kamera dilengkapi flash dengan fasilitas anti red eye,dengannya sebelum flash menyala penuh,kamera menyalakan flash pembuka yang bertujuan untuk iris mata simodel tertutup.tapi tidak usah khawatir anda tidak usa buru-buru mengganti kamera,karena sekarang sudah banyak aplikasi kamera digital yang dapat menghilangkan efek mata merah,contohnya saja software acdsee,atau jika anda mau yang freeware silakan anda kunjungin web ini nama softwarenya adalah S10Redeyes 2.0

3.Area Putih
Kamera mengubah terang warna salju atau benda putih lainnya menjadi kelabu,kita dapat mengatasinya dengan cara mengatur kembali kompensasi EV [kompensasi pencahayaan].jika kamera anda memiliki fasilitas ini naikkan kompensasi EV antara 0.7-1 EV.Sehingga kamera akan menangkap gambar menjadi terang dan akan membuat seragam berwarna putih menjadi sangat terang.

4.Foto Ukuran Kecil
Ada dua cara untuk membuat file menjadi kecil.Jangan kurangi dimensi(panjag&lebar)gambar karena akan menurunkan jumlah pixel.Dimensi gambar yang kecil juga kurang baik untuk dicetak dalam ukuran besar,jadi gunakan ukuran foto maksimal,kurangin saja kualitas gambarnya.Penurunan mutu ini hanya menyusutkan kekayaan warna gambar,tetapi foto masih kelihatan lebih bagus.

5.Reaksi Lambat
Olahraga,binatang,anak kecil merupakan objek foto yang rada susah diabadikan.Anda mesti mengimbangin kecepatan gerak mereka,salah-salah jika tidak pas maka objek foto tidak sesuai dengan komposisi.Ini terjadinya karena adanya shutter log (jeda antara penekanan tombol dan perekaman gambar).Untuk itu tempatkan diri anda pada posisi yang tepat kemudian bidik sasaran,lantas tekan setengah tombol untuk mengunci fokus,sekarang tunggu momen yang tepat dan tekan penuh tombol seraya mengikuti perkembangan objek.

6.Latar Belakang
Ketika memotret wajah perhatikan latar belakangnya,hindari latar belakang yang berwarna-warni atau gambar yang semerawut,yang menyebabkan foto wajah kurang menonjol,bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol,jadi berusahalah untuk menghindarinya.

7.Foto Berdimensi
Potret diri(portrait),yang difoto dengan cara biasa,umumnya kurang menampakan dimensi yang kuat dan terasa datar-datar saja,ketika anda mendekati hidung sang model,gambar hidung malah menjadi besar dari proporsi wajah yang seharusnya.Mundurlah dan aktifkan zoom dan bidiklah wajah hingga memenuhi frame.

8.Jari di Lensa
Jangan lupa sebelum memotret dibuka dulu tu penutup lensa,jika tidak jangan harap bisa memotret,tetapi meskipun jari anda tertutup lensa,tapi masih bisa memotret..ini terjadi pada kamera saku yang berukuran kecil ,anda bertangan besar bakal susah memegangnya,peganglah kamera dengan dua tangan tangan kiri mencengkram tustel dari atas dan bawah,bukan depan dan belakang.

9.Ekspresi Wajah
Agar foto wajah disiang hari tak mengandung bayangan gelap, hadapkan muka model kearah datangnya cahaya,masalahnya sinar matahari cenderung membuat silau model,bisa jadi mata model menjadi menyempit solusinya pergilah ketempat yang agak teduh dan arahkan pandangan model ketempat itu,warna foto bakal lebih bagus ketimbanh sebelumnya.

10.Jarak Terlalu Jauh
Inilah yang sering dialami fotografer amatir;objek terlalu kecil kamera dibidik terlalu jauh,padahal mata manusia pilih kasih.objek mata kurang menonjol akan tampak biasa saja,karenanya pakailah perbesaran optikal pada lensa bidiklah hanya pada objek yang paling menarik.Latihlah diri anda dengan mengamati semua bagian dalam bingkai bidikan andasecara cermat,jangan hanya melihat objek utama saja.

11.Warna Kalem
Potret wajah diruang terbuka kerap menghasilkan warna foto memucat.Apalagi jika anda memotret dari bawah pohon yang berlimpah cahaya.Konfigurasi White Balance menormalkan warna itu,sayangnya kemampuan white balance terbatas.Ganti setelan white balance menjadi Cloudy agar gambar tampak menjadi lebih inda.Ketika memotret diarea bayangan,menyetel white balance menjadi shade membuat langit menjadi biru.

12.Sensor Kotor
Ini masalah klasik yang sering ditemukan pada kamera DSLR sehingga muncul titik-titik kecil berwarna hitam akibat debu yang menempel pada sensor kamera.Kamera saku tak mengalami ini karena lensa dan sensornya dirakit rekat dan tertutup oleh casing yang rapat.
Kotoran tadi bisa dibersihkan dengan cara
1.Lewat program gambar digital,misalnya adobe photoshop
2.Gantilah lensa jika memang diperlukan
3.Membawa ketempat servis kamera agar hasil pembersihannya maksimal
Read More

Photography

Aktivitas Photography dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi penikmatnya , karena sebuah karya photography yang indah dan dinikmati oleh penikmatnya biasanya bisa menyentuh G-SPOT penikmat tersebut.

Seseorang yang bisa menguasai dan mencintai ilmu photography dia pasti juga mempunya sebuah cita rasa berkarya.namun terkadang seseorang yang berbakat dalam bidang photography terhalang oleh beberapa masalah.Diantaranya, masi terhubung dengan mahalnya harga sebuah camera.


Hobby ini , bisa dibilang hobby yang cukup mahal. walaupun bisa dikatan cukup mahal, namun bagi pecinta
Read More