• Post 1
  • Post 2
  • Post 3

Tips Perawatan Kamera



Hampir perangkat elektronik yang beredar berbasis teknologi tinggi dengan perangkat gadget berbagai kemampuan dan fitur lainnya.
termasuk kamera saat ini pecinta fotografi baik pemula maupun profesional makin berkembang apalagi dengan para pemula yang baru membeli kamera digital SLR. Perawatan kamera DSLR ini sangatlah penting bagi pemula untuk menambah awet kamera akan maupun setelah digunakan.

Awalnya pemilik kamera DSLR biasanya begitu perhatian dengan gadget ini, tapi karena kesibukan bisa saja kita mengabaikannya. Oleh sebab itu, DSLR nayatanya butuh perawatan yang baik dari si empunya. Berikut beberapa hala yang harus diperhatikan dalam kamera DSLR :

1. Perhatian terhadap bodi kamera
Kamera DSLR yang utama adalah bodi kamera karena merupakan bagian terluar yang menonjol dan sering digunakan, untuk itu bersihkan bagian luar bodi dengan kain lembut serta gunakan blower untuk menyingkirkan debu yang nempel pada bagian disetiap bodi. Setelah itu menggunakan blower brush untuk kotoran yang agak sulit dibersihkan, perhatikan juga bagian dengan me-lock up mirror ke atas jika ingin memblower bagian sensor tap ingat bagian sensor adalah bagian yang sangat sensitif jangan sembarang jika anda tidak paham betul.

2. Perawatan lensa
mempunyai lensa dengan berbagai ukuran jangan sekali-kali menyentuh bagian optik lensa dengan menggunakan jari hal itu akan menimbulkan bekas, untuk itu gunakan selalu filter pelindung serta pakai lens hood. Jika tidak digunakan selalu perhatikan bagian lensa tutup lensa sehingga setidaknya dapat mengurangi debu menempel hingga terjadi jamur, bersihkan lensa dengan menggunakan blower untuk menyingkirkan debu setelah itu gunakan lens brush lalu lens cloth jika terdapat noda pada lensa.

3. Baterai
Untuk perawatan dari bagian baterai tidak terlalu menyulitkan hanya saja jangan mencharger batarai secara berleihan, cabut segera jika sudah penuh serta jika kamera tidak digunakan cabut baterai untuk tidak menimbulkan kelembaban dan gunakan baterai original.

4. Memori Card
Jika tidak digunakan sebaiknya memori card dilepas dan tempatkan pada tempatnya, untuk mengindari kerusakan akibat debu yang menempel serta terhindar dari benda bermedan magnet, hal ini dilakukan untuk lebih awet dalam menggunakan kartu memori.

5. Penyimpanan kamera
Kamera seperti DSLR itu harus disimpan dalam udara sejuk untuk terhindari dari kelembaban, atau jika mempunyai dana lebih perlu memiliki drybox yaitu wadah yang mampu mengatur kelembaban dalam menyimpan kamera DSLR. Atupun cara yang mudah dengan menyimpan dalam kantung plastik berklip serta berikan silica gel didalamnya taruh ditempat kering serta sejuk dan jauhkan dari benda bermagnet.

Semoga tips untuk merawat perangkat gadget anda seperti kamera DSLR yang anda miliki dapat awet, sehingga dapat digunakan kembali. Lakukan perawatan pada kamera DSLR anda secara berkala, kalau memang mengalami kerusakan yang cukup parah sebaiknya serahkan kepada ahlinya untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
Read More

Memory Card Kamera yang baik


Digital Camera kartu memori adalah aksesori penting. Bahkan, ini agak aneh untuk memanggil mereka sebuah aksesori mereka adalah suatu keharusan.

Anda tidak dapat mengambil foto tunggal tanpa satu, dan kartu memori tidak dimasukkan dalam kotak dengan kamera SLR digital Anda. Karena Anda harus membeli kartu SLR digital Anda secara terpisah, pertanyaannya menjadi "berapa banyak memori yang saya butuhkan?"

Compact Flash dan Memory SD
Ada dua jenis kartu memori digital SLR, dan kamera yang anda beli akan menentukan kartu yang anda gunakan.
1.Compack flash

Compact Flash card kotak kecil, sekitar setengah ukuran kartu kredit dan 5 kali lebih tebal.
Selama bertahun-tahun, Compact Flash card adalah kartu memori yang hanya digunakan oleh kamera digital SLR.
Hal ini terbukti bermanfaat bagi konsumen: akan persaingan di pasar menurunkan harga kartu ini dan meningkatkan kapasitas penyimpanan dengan pesat.
Sementara kartu 1 (GB) GigaByte digunakan untuk mengesankan, hari ini Anda dapat membuat mereka hingga 16GB.

2.SD Memory

Sebagai langkah menuju produsen kamera SLR yang lebih kecil dan ringan, mereka ingin melakukan apa pun untuk mengurangi berat badan.
Sementara Compact Flash card tidak berat ton, mereka tidak kecil dan ringan sebagai kartu memori SD - SD card adalah tentang ukuran perangko dan hampir sama tipis.

Berikut keuntungan: kamera kompak banyak dan perangkat portable lainnya juga menggunakan SD card sebagai sumber memori.
Sekarang Anda bisa mendapatkan hanya satu kartu SD dan menggunakannya untuk pemutar MP3, kamera digital kompak dan SLR digital.

Kapasitas Penyimpanan

Kapasitas kartu memori digital SLR diukur dalam megabyte (MB).
Untuk komputer yang buta huruf, megabyte adalah pengukuran kapasitas pada hard drive komputer atau perangkat penyimpanan lainnya.
The megapixels banyak Anda kamera, semakin megabyte lebih masing-masing foto pada kartu memori menggunakan digital SLR.
Setelah Anda mendapatkan sampai dengan 1024 MB, Anda punya sebuah GigaByte (GB).
Ini berarti bahwa kartu 8GB adalah setara dengan 4096 MB ruang penyimpanan, yang cukup banyak kecuali Anda mengambil ratusan gambar sehari atau menikmati liburan yang beberapa minggu terakhir.
Berapa Banyak Penyimpanan yang Anda Butuhkan?
Anda telah memutuskan kamera dan sekarang kau belanja untuk kartu memori SLR digital.
Dimana untuk memulai?
Keputusan pertama yang Anda harus membuat adalah berapa banyak memori yang Anda butuhkan.
Hal ini sangat tergantung pada berapa lama Anda ingin menggunakan kamera sebelum mentransfer foto dari kartu ke ruang penyimpanan yang lebih permanen (misalnya hard drive komputer Anda).
Pendek Perjalanan - 4GB
perjalanan pendek memerlukan lebih banyak memori jika Anda tidak dekat dengan komputer selama beberapa hari.
Dalam kasus ini, semua foto yang Anda ambil akan harus tetap pada kartu memori.
Jika Anda mengisi kartu ke atas, maka itu seperti kehabisan film - kecuali Anda tidak dapat membeli kartu memori di toko obat di sudut.

Long Vacations - 8GB atau Lebih
Bila Anda cenderung untuk mengambil liburan panjang jauh dari perangkat elektronik, maka semakin banyak memori yang lebih baik.
Beberapa 1GB dan kartu 2GB harus terus Anda tertutup untuk beberapa waktu.
Jumlah memori yang Anda butuhkan adalah jelas tergantung pada jumlah foto yang Anda ambil.
Jika Anda tidak senang-tajam, maka anda tidak akan membutuhkan satu ton memori tidak peduli berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk perjalanan.
'Round Dunia - Penyimpanan Foto Digital
Ada alternatif untuk liburan panjang diatur jika Anda tidak ingin membeli kartu memori ton SLR digital.
Lihatlah beberapa perangkat penyimpanan foto digital - kapasitas mereka berkisar antara 20 sampai 40 GigaBytes.
Anda dapat memasukkan SD atau Anda Compact Flash kartu dan foto transfer dari kartu ke perangkat portabel.

Jika Anda belum memiliki laptop yang berjalan dengan Anda di mana-mana (karena yang melayani tujuan yang sama), maka perangkat penyimpanan foto digital mungkin hanya apa yang Anda butuhkan.
Kartu Memori Kecepatan

Setelah Anda memutuskan pada kapasitas kartu memori SLR digital Anda, Anda harus memilih kecepatan.

Kartu memori berkecepatan diperlukan untuk dua hal:

    Apabila kamera menyimpan foto ke kartu
    Bila Anda mentransfer foto dari kartu ke komputer

Lebih cepat biasanya lebih baik dengan kamera digital SLR, tetapi kecepatan cepat meningkatkan harga kartu (dan kecepatan atas kartu memori cepat hanya memanfaatkan oleh SLR digital yang paling modern).

Inilah sebabnya mengapa Anda dapat menemukan dua kartu dengan jumlah yang sama ruang penyimpanan dengan harga yang sangat berbeda.

Periksa kecepatan - satu mungkin lebih cepat dari yang lain.

Sebagai contoh, SanDisk memiliki tiga tingkat kecepatan yang berbeda untuk kartu memori mereka:

    Regular kecepatan: SanDisk 1GB SD card ($ 52,00)
    Kecepatan tinggi: Sandisk 1GB Ultra II SD card ($ 58,00)
    Blazing cepat: Sandisk Extreme III 1GB SD card ($ 75,00)

Lexar juga menawarkan beberapa kartu kecepatan tinggi, seperti ini Profesional SD Card 1GB Speed
​​60x ($ 90,00), dan 512MB Pro mereka 80x Speed ​​Compact Flash ($ 40,00).

Seperti yang anda lihat, harga adalah seluruh peta.

Saya menggunakan kartu SanDisk Ultra II sendiri, karena aku telah menemukan mereka untuk menjadi tradeoff yang baik antara harga dan kecepatan.

Kartu Lexar 80x dan SanDisk III kartu biasanya digunakan oleh profesional yang menggunakan kamera high-end, mengambil foto dalam kondisi ekstrim (dingin, panas, basah, berpasir) dan kebutuhan kartu yang handal 100% dari waktu.
Kartu Memori Tips

Aku punya beberapa tips untuk anda tentang bagaimana menggunakan SLR digital kartu memori.

Tips ini berasal dari pengalaman pribadi mengambil banyak foto, dekat baik untuk komputer dan pada liburan panjang.
Dapatkan Kartu Beberapa Dengan Penyimpanan Kurang

Saya sarankan bahwa Anda mendapatkan beberapa kartu dengan penyimpanan kurang daripada satu kartu dengan kapasitas penyimpanan yang besar.

Sebagai contoh, mendapatkan dua kartu 4GB 8GB bukan satu kartu.

Apa gunanya ini? Mengapa tidak mendapatkan kartu dengan kapasitas tertinggi yang Anda mampu?

Kartu memori seperti bagian komputer yang lain: mereka bisa rusak. Jika kartu memori Anda gagal serempak, akan Anda lebih suka kehilangan 300 foto atau 600?
Format Kartu Setelah Setiap Gunakan

Ketika Anda mendapatkan semua foto yang disalin dari kartu memori ke komputer Anda, format kartu.

Jika Anda tidak tahu bagaimana melakukan ini di komputer Anda, cukup gunakan menu pengaturan pada kamera SLR digital Anda untuk melakukannya.

Memformat kartu tersebut secara permanen membersihkan itu semua informasi.

Hal ini memastikan bahwa Anda memulai dengan kartu bersih ketika Anda mengambil lebih banyak foto dengan kamera Anda.

Meskipun Anda hanya dapat menghapus gambar pada kartu (tanpa reformatting) ini kadang-kadang dapat meninggalkan sisa informasi pada kartu yang meningkatkan kemungkinan kegagalan kartu memori.

Formatting adalah cara yang pasti-api untuk memastikan bahwa kartu Anda bekerja dengan sempurna sepanjang waktu.
Pembaca Kartu Memori

Saya yakin bahwa ini adalah aksesoris yang paling berguna digital SLR kamera.

Sebuah plugs pembaca kartu memori ke port USB pada komputer pribadi Anda secara permanen.

Dapatkah Anda mentransfer foto dari kamera ke komputer tanpa satu?

Tentu Anda dapat: Anda hanya perlu plug kamera ke komputer setiap kali Anda ingin melakukannya.

Dengan pembaca kartu memori, Anda hanya mengeluarkan kartu memori dari kamera Anda, pop itu int pembaca, transfer foto, memformat ulang, kemudian kartu pop kembali dalam kamera Anda.

Ini cara yang sangat convient untuk mendapatkan foto ke komputer Anda sehingga Anda dapat meninjau mereka.

Pembaca kartu memori datang dalam dua rasa:

    Single pembaca kartu
    Multi-kartu pembaca

Sebuah pembaca kartu tunggal hanya dapat digunakan dengan satu jenis kartu memori SLR digital (SD atau Compact Flash) sementara multi-card reader dapat digunakan dengan baik.

pembaca kartu Multi yang terbaik jika Anda menggunakan elektronik yang memerlukan lebih dari satu jenis kartu.

Sebagai contoh, Anda bisa mendapatkan pembaca untuk kedua SD dan Compact Flash, atau yang membaca kartu memori dari semua jenis.

Jika anda hanya menggunakan satu jenis kartu, Anda dapat menyimpan uang dan hanya mendapatkan reader untuk Compact Flash atau kartu memori SD.
Read More

Merawat Baterai Kamera


Baterai adalah salah satu dari sumber energi dan sangat penting bagi penggunaan kamera digital. Produsen kamera digital mengunakan

berbagai macam jenis baterai yang berpengaruh terhadap harga, ukuran serta kemampuan kamera tersebut. Untuk jenis yang paling banyak digunakan saat ini, adalah baterai type Lithium dan type AA. Untuk type AA biasanya digunakan baterai Alkaline. Berbeda dengan baterai AA biasa, jenis Alkaline mempunyai kapasitas lebih besar yang pada kamera digital digunakan untuk LCD dan Flash.

Namun, penggunaan baterai Alkaline sebenarnya lebih disarankan untuk diganti dengan jenis NiMH yang mempunyai kapasitas lebih besar lagi dibanding Alkaline dan mempunyai kemampuan untuk di isi ulang. Sedangkan jenis baterai Lithium lebih menguntungkan dari segi berat dan ukuran, karena kamera yang menggunakan baterai type Lihtium biasanya didesign lebih compact dan lebih ringan dibanding kamera dengan baterai type AA. 

Jika diperhatikan pada baterai Alkaline kemungkinan tidak terlihat berapa besar kapasitas yang tertulis pada baterai, sedangkan pada NiMH terlihat jelas berapa besar kapasitas yang dapat disimpan oleh baterai tersebut. Ketika baterai memberaikan power kepada peralatan elektronik yang memerlukan energi yang besar seperti kamera digital, peralatan komputer, portable music player sebuah baterai Alkaline hanya akan memberikan sebagian dari kapasitasnya. Sedangkan pada baterai NiMH atau NiCd, baterai tersebut memberikan lebih banyak kapasitasnya dan besarnya mendekati kapasitas maksimum pada peralatan elektronik yang rakus energi. Itu berarti pada kamera digital, sebuah NiMH dengan kapasitas 1800 mAh dapat memberikan lebih banyak foto dibanding sebuah baterai Alkaline yang mempunyai kapasitas 2800 mAh. 
Baterai recharger NiCD, NiMH dan Lithioum (Li-ion)
Tipe baterai isi ulang dibagi dalam tiga kategori umum: nickel cadmium (NiCd), nickel metal-hydride (NiMH), dan lithium-ion (Li-ion). Ada juga tipe lithium polymer (Li-poly) yang supertipis, namun mahal dan jarang ada di pasaran.
Baterai NiCd merupakan jenis tertua, paling tahan banting, namun berat dan volumenya paling besar. Baterai jenis ini sudah tidak lagi banyak digunakan pada kamera karena dianggap tidak praktis. Baterai NiCad sangat rentan efek memori. Maksudnya, baterai hanya mengisi ke tingkat dimana baterai terakhir di-discharge, akibat proses akumulasi gas yang terperangkap dalam plat sel baterai. Jika baterai di-discharge hingga 30 persen dan di recharge, maka baterai hanya akan mengisi energi yang terpakai tadi (30 persen) yang dilanjutkan dengan penyusutan volume "gas" yang terperangkap. Cara terbaik untuk menghilangkan efek memori dan membuang sisa gas terperangkap adalah dengan melakukan "burping", atau mengkondisikannya. Maksudnya, menghabiskan seluruh isi baterai pada kamera hingga benar-benar kamerea mati dan melakukan re-charging.
NiMH merupakan pengembangan dari NiCd, dibanding NiCd dengan volume sama, kapasitasnya jauh lebih besar. Namun, seperti halnya NiCd, NiMH juga rawan terhadap memory effect meski tidak sebesar NiCd. Beberapa produsen baterai bahkan menyatakan NiMH produknya bebas memory effect. Fenomena ini muncul saat baterai yang belum habis dipakai sudah di-charge ulang. Bila dilakukan berkali-kali baterai dapat kehilangan kapasitasnya dan hanya mampu menampung sedikit daya saja sebelum dengan cepat habis. Memory effect dapat dihilangkan dengan mengosongkan baterai sampai habis sebelum mengisi ulang.
Li-ion (Lithium) merupakan teknologi terbaru dalam baterai kering isi ulang, lebih ringan dan lebih besar kapasitasnya dari NiMH. Ia juga tidak akan mengalami memory effect hingga Anda bebas mengisi baterai jenis ini kapan saja dan di mana saja. Namun, ia juga paling rentan dengan berbagai macam masalah.
Kata mAh merupakan satuan kapasitas baterai isi ulang. 500 mAh berarti bila baterai dibebani 125 mA (mili amper), ia dapat bertahan 4 jam. Atau 1 jam pada 500mA. Makin besar nilai mAh sebuah baterai berarti ia akan dapat dipakai lebih lama sebelum perlu di-charge ulang. Angka 1.2 V menyatakan besarnya voltase baterai. Pastikan voltase baterai ini sama dengan spesifikasi kamera Anda.
Untuk battery baru, disarankan untuk melakukan proses charging (isi) dan discharging (membuang) setrum 2 sampai 5 kali hingga battery mencapai kapasitas maksimalnya. Cara melakukan discharging dengan menggunakan baterai tersebut sampai tidak bisa digunakan lagi dikamera. Pada alat charger tertentu, disediakan fasilitas untuk discharge baterai. Biasanya fasilitas yang disediakan pada alat ini cukup aman, karena proses pengosongan hanya terjadi sampai batas yang aman.
Setiap 10-15 kali siklus isi ulang baterai NiMH, kosongkanlah baterai hingga habis sama sekali sebelum mengisi ulang. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan "bibit-bibit" memory effect yang mungkin timbul.
Jangan sekali-kali mengosongkan baterai dengan bola lampu dan kabel hingga lampu mati. Ini akan dapat merusak sel baterai yang paling lemah (reversal effect), dan pada gilirannya merusak semua sel. Sisakan setidaknya 1V per sel baterai, pantaulah terus-menerus karena voltase baterai akan turun dengan tiba-tiba. Bila Anda tidak memiliki alat untuk itu, lebih baik jangan lakukan. Mengosongkan dengan kamera adalah cara terbaik, karena ambang batas aman pasti tidak kelebihan.
Beberapa produsen baterai NiMH menyatakan bahwa baterainya bisa di recharge lebih dari 500 kali, namun
bila baterai NiMH telah mencapai 400 kali siklus isi ulang, perlu dipersiapkan untuk penggantian baterai tersebut, karena walaupun masih bisa digunakan, biasanya kapasitasnya sudah menurun dan berarti masa pakai sebelum diisi ulang sudah berkurang.. Baterai Li-ion dapat rusak dengan mendadak jika rangkaian di dalamnya rusak.
Untuk membuang baterai yang sudah tidak digunakan, sebaiknya berhati-hati karena kandungan kadmiumnya bisa mencemari tanah. 
Self Discharge
Salah satu yang perlu diperhatikan pada penggunaan baterai charge NiCad dan NiMH adalah 'self discharge', yaitu berkurangnya kapasitas yang terdapat pada battery walaupun tidak digunakan. Jumlah/persentasi self discharge pada masing-masing baterai berbeda-beda, tapi bisa diperkirakan sekitar beberapa persen (1 sampai 3%) perhari dari kapasitas maksimumnya dan pada suhu 70 derajat Fahrenheit.
Penempatan baterai NiMH pada temperator yang lebih rendah akan sedikit membantu mengurangi efek self discharge. Ada yang menyebutkan apabila baterai NiMH dibekukan (dingin) dalam 1 bulan sisa kapasitas baterai masih ada 90% sejak terakhir di recharge. Tapi sebelum digunakan, baterai NiMH yang dibekukan tersebut harus dikembalikan dulu pada suhu ruangan yang normal. Jadi setelah kita men-charge baterai NiMH, sebaiknya disimpan pada suhu yang dingin untuk mengurangi efek self dischargenya.
Disarankan untuk me-recharge lagi baterai yang sudah disimpan dalam jangka waktu yang lama sebelum di gunakan.
Berbeda dengan baterai Alkaline, jika baterai Alkaline disimpan pada suhu ruang normal, efek self discharge yang terjadi kurang dari 2% per tahun. Sehingga walaupun disimpan dalam jangka waktu yang lama, kapasitas baterai Alkaline nyaris tidak akan berkurang dari semula. Sebagai catatan, jika baterai Alkaline disimpan pada suhu 85 derajat Fahrenheit, efek self discharge hanya sekitar 5% pertahun, tapi pada 100 derajat Fahrenheit, efek self discharge baterai Alkalin sekitar 25% pertahun. Jadi apabila kita tinggal pada lokasi yang cuacanya sangat panas, disarankan untuk menyimpan baterai Alkalin pada ruang pendingin untuk menghindari efek selft discharge, walaupun persentasinya sangat kecil sekali dibandingkan efek self discharge pada baterai NiMH dalam kondisi suhu yang sama.
Baterai Lithium juga hampir sama dengan baterai Alkaline, efek self dischargenya sangat kecil dibandingkan dengan baterai NiMH, sehingga jika kita charge penuh dan disimpan pada suhu ruang normal pada waktu yang lama, kapasitanya juga tidak akan banyak berkurang. Tapi sampai saat ini untuk ketiga jenis baterai tersebut (Alkaline, NiMH, dan Lithium) baterai NiMH harganya memang lebih murah dibanding yang lainnya. Jadi dipertimbangkan saja menggunakan baterai jenis yang mana dan disesuaikan dengan peralatan yang akan digunakan. 
Charging Time
Ada berbagai macam jenis alat charger yang digunakan untuk mengisi ulang baterai NiMH atau NiCd yang kapasitasnya habis. Alat-alat tersebut mempunyai berbagai macam sensor untuk membatasi kelebihan kapasitas (overcharge) yang dapat mengakibatkan sel baterai tersebut rusak dan kemampuan penyimpanannya berkurang. Sensor dalam bentuk timer, biasanya ini sudah disesuaikan satu paket dengan jenis baterainya, sehingga dari awal charging sampai waktu tertentu, alat charger ini dapat menghentikan pengisian sehingga menghindari overcharge. Ada juga dalam bentuk microprocessor yang biasanya disebut oleh produsen sebagai smart rapid charger, yaitu dapat menghitung dengan tepat berapa sisa kapasitas baterai sebelum alat tersebut berhenti men-charge baterai. 

Kadang alat ini juga dilengkapi dengan detektor suhu baterai yang berfungsi juga untuk membantu mengendalikan charging baterai. Trickle charge, adalah kemampuan alat charger untuk memberikan ampere secara sedikit-sedikit ke baterai NiMH akibat dari efek self discharge (keterangan tentang self discharger diatas). Kemampuan ini berguna untuk menjaga agar baterai selalu dalam kondisi penuh dan siap pakai, walaupun dibiarkan dalam jangka waktu yang lama di alat charger.
Terdapat juga alat charge yang manual, untuk alat ini sebenarnya hampir sama dengan alat charge yang menggunakan sensor, tapi bedanya perlu diperhitungkan dengan tepat sehingga tidak terjadi overcharge, karena alat ini akan men-charge terus selama belum dimatikan, jadi tidak ada indikator baterai sudah penuh. Namun apabila charging timenya tepat dan tidak melebihi hitungan maksimum, maka penggunaan alat ini cukup aman, tapi biasanya arus yang diberikan cukup kecil (untuk menghindari overcharge) sehingga diperlukan waktu lama agar baterai bisa terisi penuh.
Untuk charging Time pada masing-masing jenis alat charge sebenarnya mempunyai perhitungan dasar yang dapat dihitung dengan rumus ideal sebagai berikut :
mahB = Kapasitas Maksimum Baterai
mAhC = Bersarnya Amper perjam yang diberikan charger
th = Total Waktu dalam Jam
th = mAhB / mAhC
Jadi, jika baterai 1800 mAh dan Ampre Chargernya 100 mAh, berarti :
1800 / 100 = 18 jam
Waktu yang diperlukan untuk chargingnya pada kondisi ideal adalah 18 jam.

Penting !
Hindari untuk membawa baterai AA NiMH / NiCd dan disimpan pada kantong baju atau celana (atau dibawa dengan sembarangan), pada keadaan tertentu baterai tersebut dapat berhubungan singkat satu dengan yang lain dan itu dapat menyebabkan panas dan bahkan menyulut api didalam kantong.


Terima kasih atas kunjungannya, buka artikel lain seperti yang anda butuhkan . .
Read More

Cara Meng-update Firmware Kamera

 
 
Pernahkah anda menyadari bahwa kamera digital secara prinsip sebenarnya sama dengan komputer atau laptop anda? Kamera digital memiliki prosesor layaknya komputer,
dan kamera digital juga dijalankan dengan software sama halnya dengan komputer. Software yang digunakan untuk mengendalikan kamera secara umum disebut firmware.


Saat Microsoft mengeluarkan versi terbaru Windows (XP, Vista dan 7) atau Apple mengeluarkan update Mac OS X (10.5, 10.6), anda akan tergoda mengupgrade ke software terbaru karena fitur-fitur baru dan perbaikan yang ditawarkan bukan? Nah, kalau begitu anda juga perlu tahu bahwa produsen kamera (Nikon, Canon, Olympus dll) juga sesekali mengeluarkan update software.
Firmware terbaru biasanya dikeluarkan oleh produsen kamera untuk mengatasi beberapa bug (bahasa orang komputer yang kurang lebih artinya kesalahan pemrograman) dan juga menambah beberapa fitur baru yang dirasa penting. Hhhh… kok kayaknya susah ya?.

Langkah :
  • Yang pertama anda lakukan adalah mengecek versi firmware yang ada di kamera anda sekarang. Di Nikon dan Canon anda bisa mengecek versi firmware kamera dengan memencet tombol Menu > Setup > Firmware Version. (lihat gambar diatas) Catat versi firmware di kamera anda yang tertulis disana, misal tertulis “Version 1.0.1, catatlah dikertas.  
  • Yang kedua, cek apakah ada upgrade firmware terbaru yang dirilis oleh produsen kamera untuk kamera anda. Saya biasanya menginformasikan rilis upgrade firmware melalui account twitter saya, namun jika anda tidak jadi follower saya, anda selalu bisa mengandalkan Google. Lakukan pencarian dengan Google. Misal kamera anda Canon 50D, maka cukup anda ketikkan “Canon 1000D” + fimrware update, atau jika kamera anda Nikon D700, ketikkan “Nikon 700 + Firmware Update.
·         Google akan memberi anda link untuk mendownload secara langsung, biasanya dari situs produsen kamera (lihat hasil pencarian saya diatas untuk Nikon D700).
·      Setelah anda sampai di situs yang menyediakan download secara langsung, silahkan langsung saja didownload (atau kalau dalam bahasa Kaskus, disedot…). Biasanya produsen kamera juga menyertakan instruksi singkat dan jelas bagaimana langkah-langkah mengupgrade firmware secara spesifik untuk merk kamera anda.

Saya mendownload firmware baru (klik I Agree – Begin Download), sekaligus instruksi cara mengupgrade yang telah disediakan Nikon seperti gambar diatas, kalau anda menggunakan Windows klik di kotak yang disediakan untuk Windows, untuk Mac juga sama.

  • Saat file telah terdownload ke komputer, periksa file yang tersedia lalu colokkan kamera dan ke USB di komputer menggunakan kabel yang disediakan saat anda membeli komputer dulu. Selanjutnya ikuti instruksi yang sudah disediakan oleh produsen kamera. Jangan khawatir… bisanya instruksinya cukup jelas dan disertai ilustrasi (gambar), jadi anda tidak perlu bingung…
Oke, selamat mencoba. Sekedar catatan, update firmware tidak melulu harus tentang kamera. Terkadang produsen kamera juga memberi update untuk Dedicated Flash, anda juga bisa melakukannya dengan cara yang mirip dijelaskan disini.
Read More

Pertimbangan Sebelum Membeli Kamera SLR



Memilih kamera SLR digital yang tepat adalah urusan pelik tersendiri dengan banjirnya merk dan tipe kamera di pasar.

Saat ini paling tidak ada 10 perusahaan pembuat kamera (Canon, Fujifilm, Leica, Nikon, Olympus, Panasonic, Pentax, Samsung, Sigma, dan Sony) dan total sekitar 40 jenis SLR.
Kami akan coba mengurai beberapa faktor non-teknis yang patut di pertimbangkan sebelum menentukan pilihan kamera SLR yang akan dibeli:

Jika saya mendapat warisan lensa
Beberapa kamera SLR digital saat ini tetap kompatibel dengan lensa pada era kamera autofokus film. SLR digital merek Canon, Nikon, Pentax dan Minolta (sekarang Sony) akan kompatibel dengan lensa yang diperuntukkan untuk kamera SLR autofokus mereka di jaman film. Bawalah lensa tua tadi ke toko kamera untuk memastikan kompabilitas dengan kamera yang akan dibeli.

Kamera apakah yang sering dipakai teman – teman?


Kamera yang sering dipakai teman – teman juga bisa mempengaruhi keputusan kita. Jika teman-teman banyak memakai Canon, misalnya, belilah Canon. Jika mereka memakai Nikon, belilah Nikon. Ini akan memudahkan kita dalam kasus “meminjam lensa gratis.” Sebuah trik dasar yang layak dicoba, namun lebih baik jika istilah-nya diganti menjadi “saling bertukar lensa.” Jadi kita tidak modal dengkul saja.

Kemudahan dalam servis dan punya harga jual

Usahakan sebisa mungkin anda membeli kamera dari toko lokal di kota anda, kalaupun tidak usahakan membeli dari kota terdekat. Saat kamera butuh diservis atau di bersihkan sensornya misalnya, pelayanan akan lebih cepat dibandingkan harus mengirimkannya via paket dsb. 

Di samping itu, kita mungkin diperbolehkan meminjam gratis kamera cadangan yang disediakan toko selama kamera diservis (karena servis kamera biasanya butuh waktu yang cukup lama). Hal ini kadang lebih penting dibanding selisih harga yang tidak terlalu banyak. Juga layak dipertimbangkan adalah seberapa baik reputasi sebuah produsen kamera melayani keluhan pelanggannya.

Berapa anggaran kita

Anggaran merupakan faktor penting dalam menentukan kamera yang akan dibeli.  Berdamai-lah dengan uang, membangun sistem SLR tidak hanya membutuhkan kamera, namun juga lensa dan beberapa aksesori penting lainnya (software pengolah foto, komputer, tripod, filter, flash, tas kamera, batere cadangan dll). Kalau dikantong ada Rp.20 Juta, tidak bijak kalau semuanya dihabiskan untuk kamera saja. Membangun sistem SLR adalah jalan panjang yang bisa menguras isi kantong jika tidak disiplin anggaran. Ada saran dari fotografer senior bahwa memiliki lensa yang berkualitas membuat foto kita lebih bagus dibanding jika memiliki kamera bagus namun lensanya jelek.

Seberapa serius anda

Penting ditanyakan adalah seberapa serius anda ingin terjun ke dunia fotografi. Jika sejak awal anda ingin terjun serius ke dalam fotografi, jangan jauh – jauh dari Nikon atau Canon. Kedua produsen ini adalah penguasa pasar kamera SLR. Delapan dari 10 kamera SLR memiliki logo Canon atau Nikon di body-nya (masing-masing sekitar 40%). kenapa mereka bisa sebegitu dominan? jawabannya adalah karena mereka juga serius. Fotografer pro pada waktunya akan memerlukan lensa atau aksesori khusus untuk memenuhi kebutuhan kerjanya. Flash khusus macro atau lensa 600mm dengan stabilizer misalnya, Nikon dan Canon menyediakan beragam aksesori yang bisa memenuhi kebutuhan kita, dan lebih penting lagi stok-nya tersedia di kota kita (atau paling tidak di Jakarta). Berbeda kalau kita tidak punya tuntutan “segila” itu, saya rasa salah satu dari 9 merek diatas akan mampu mencukupi kebutuhan kita.
Read More

Cara Mengganti Lensa kamera SLR


Kelebihan utama kamera SLR dibandingkan kamera saku adalah karena SLR memungkinkan adanya penggantian lensa (interchangeable).
Hanya dengan satu kamera dan jika kita cukup beruntung mampu membeli beragam lensa (atau setidaknya pinjam lensa teman), kita  memperoleh kebebasan berkreasi yang luar biasa dengan mengganti-ganti lensa sesuai keperluan (lebih jauh tentang lensa akan dibahas dalam posting mendatang).

Beberapa hal yang harus diperhatikan selama proses penggantian lensa, terutama jika anda melakukannya di luar ruangan (outdoor). Penggantian lensa di luar ruangan rawan mengakibatkan debu dan kotoran masuk ke kamera dan menempel disensor, sehingga membuat hasil akhir foto tampak ‘ternoda’ seperti terlihat di contoh foto diatas. Selain itu ketidakcermatan bisa mengakibatkan lensa yang sudah susah payah dibeli beresiko rusak dan jatuh sehingga anda akan menyesal.

Berikut cara praktis dan aman mengganti lensa SLR :
  • Kalungkan tali kamera di leher, kemudian posisikan kamera agar menggantung dan menghadap ke bawah
  • Pasang tutup depan (front cap) lensa yang akan diganti
  • Sembari menekan tombol kuncian lensa (biasanya disamping kiri lensa), putar lensa yang akan diganti berlawanan dengan arah jarum jam
  • Putar sampai lensa kendor, namun jangan sampai benar-benar dilepas dari kamera
  • Ambil lensa baru yang akan dipasang. Lepas tutup lensa dibelakang (end cap) dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau sementara pegang lensa-nya dengan satu tangan
  • Sekarang lepas lensa lama dengan tangan yang lain (biarkan kamera menggantung dan tetap menghadap kebawah)
  • Sekarang pasang lensa baru dengan cepat (perhatikan titik putih dilensa, sejajarkan posisi titik putih ini dengan titik putih di kamera) lalu putar hingga terkunci
  • Ambil tutup belakang (end cap) lensa lama dan pasangkan di lensa yang baru
  • Taruh lensa lama di tas kamera

Sedikit tips tambahan :

Setelah penggantian lensa usahakan anda mengaktifkan fitur sensor cleaning di kamera sehingga mengurangi resiko foto anda terdapat bercak debu.
Hindari mengganti lensa saat angin kencang, apalagi anda memotret di pantai.

Semoga tip ini dapat bermanfaat, Artikel bebas copy-paste. Terima kasih atas kunjungannya. Jika ada yang perlu ditanyakan dapat langsung bertanya.
Read More

Cara mereset kamera SLR ke default factory setting


Jika anda bermain dengan settingan dan menu LCD yang ada di kamera SLR anda, akan ada kemungkinan anda mengacaukan beberapa settingan penting yang justru membuat kamera “bertingkah” tidak seperti biasanya.

Anda ingin mengembalikan (reset) settingan kamera kembali seperti semula saat kita membelinya? Bisa. Karena hampir semua produsen kamera SLR memberi fitur reset ke factory default di setiap kamera SLR mereka. Fitur ini fungsinya cuma satu: membuat semua settingan yang sudah kita otak-atik kembali seperti baru. Persis seperti anda mengembalikan diri anda sendiri kembali ke rahim ibu, lalu dilahirkan kembali.

Apakah ada kerugiannya kalau kita melakukan langkah ini? Ya, karena otak-atik yang pernah kita coba semuanya hilang begitu saja. Jadi ada baiknya anda mencatat beberapa modifikasi setting dan profil yang sudah anda lakukan untuk anda coba lagi nanti.
Saya akan paparkan cara mereset setting kamera ke factory setting untuk SLR merk Nikon dan Canon. Untuk merk lain mohon maaf, saya tidak punya kamera yang bisa dicoba.

SLR Nikon, ada 2 cara:

 


Pertama:
  1. Pencet Menu -> Shooting (ikon kamera) -> lalu pilih Reset Shooting Menu
  2. Pencet Menu -> Custom Setting (ikon pensil) -> pilih Reset Custom Menu
Kedua:
  • Pencet dan tekan bersamaan dua tombol: tombol Qual dan +/- (exposure compensation), selama tiga (3) detik
SLR Canon:


Pencet Menu -> pilih Set-Up 3 -> pilih Clear Setting

Terima kasih atas kunjungannya jika anda butuh bantuan segera hubungi saya atau dengan bertanya pada komen box dibawah ini. Jika ada kesalahan mohon pengertiannya.
Read More

Tips Foto Makro Dengan Kamera Saku


Walaupun hasilnya tidak akan sedahsyat jika memggunakan kamera SLR (apalagi jika menggunakan lensa khusus untuk makro)
, anda tetap bisa memotret dan menghasilkan foto makro yang indah hanya dengan menggunakan kamera saku.

Berikut adalah tipsnya :

Gunakan Mode Makro
Pilih mode ini jika anda ingin memaksimalkan fitur makro yang sudah di setel oleh produsen kamera saku. Mode makro biasanya disimbolkan dengan ikon bunga di kamera anda. Jika anda memilih mode ini, anda memberitahu kamera bahwa anda ingin memotret dengan jarak fokus yang lebih dekat dibanding biasanya (jarak fokus terdekat biasanya berbeda dari kamera satu ke kamera lainnya). Mode makro juga berarti kamera akan memilih aperture yang besar, sehingga obyek dalam fokus akan tajam sementara background-nya sedikit kabur.

Gunakan Tripod
Meskipun anda hanya menggunakan kamera saku, tripod sangat membantu ketajaman foto makro anda. Selain mengurangi goyangan kamera, tripod juga membantu anda dalam membangun komposisi dan sudut pemotretan yang lebih oke.

Setting Aperture
Jika kamera saku anda memiliki fitur untuk mengubah setting aperture saat dalam mode makro, bereksperimenlah dengan mengubah besaran aperture – f/x. Pilih angka x yang besar jika anda ingin bidang fokus yang luas (semua tampak fokus), atau pilih x yang kecil jika anda hanya ingin bidang fokus yang sempit (sehingga area diluar titik fokus tampak kabur).

Fokus
Jika memungkinkan, gunakan setting manual focus, sehingga anda lebih leluasa menentukan dimana titik yang ingin anda anggap sebagai titik fokus. Biasanya dalam mode makro, settingan fokus manual akan jauh lebih mudah dilakukan dibanding auto fokus.

Komposisi
Baca lagi tips tentang komposisi. Usahakan anda menggunakan background yang simpel dan tidak terlalu sibuk sehingga foto akhir nanti akan lebih enak dilihat.

Lighting
Menggunakan flash di kamera saku justru akan menghasilkan foto yang tidak terlalu bagus. Matikan flash dan manfaatkan cahaya matahari tidak langsung, misalnya cahaya dari jendela atau saat mendung. Cahaya matahari langsung akan terlalu keras untuk kamera anda. Anda juga bisa memanfaatkan reflektor sederhana misalnya kertas putih, styrofoam atau alumunium foil untuk menerangi obyek yang terlalu gelap.

Gunakan timer
Manfaatkan timer yang ada di kamera saku anda sehingga gambar yang dihasilkan jauh lebih tajam. Saat jari memencet tombol shutter di kamera, maka goyangan kamera akan membuat foto anda tidak tajam, untuk itulah timer akan sangat berguna karena kita bisa mengaktifkan kamera tanpa harus memencet tombol shutter. Anda membutuhkan tripod supaya lebih enak dalam memanfaatkan timer.

Terima kasih atas kunjungannya,
Read More

14 Tips untuk foto landscape


Mungkin tips-tips ini ada yang terkesan kuno, oldies dan kurang “revolutionized” tapi mungkin ini adalah tips-tips dasar yang bisa dipergunakan sepanjang masa, terutama bagi yang ingin memulai mendalami landscape Photography.


Dari tips-tips dibawah akan juga menyinggung beberapa hal lain, seperti Rule of Third, Hyperfocal distance, dll yang hanya dijelaskan singkat krn bisa menjadi satu topik sendiri.

1. Maksimalkan Depth of Field (DoF)

Sebuah pendekatan konsep normal dari sebuah landscape photography adalah “tajam dari ujung kaki sampai ke ujung horizon”. Konsep dasar teori “oldies” ini menyatakan bahwa sebuah foto landscape selayaknya sebanyak mungkin semua bagian dari foto adalah focus (tajam). Untuk mendapatkan ketajaman lebar atau dgn kata lain bidang depth of focus (DOF) yang selebar2nya, bisa menggunakan apperture (bukaan diafragma) yang sekecil mungkin (f number besar), misalnya f14, f16, f18, f22, f32, dst.

Tentu saja dgn semakin kecilnya apperture, berarti semakin lamanya exposure.
Karena keterbatasan lensa (yang tidak mampu mencapai f32 dan/atau f64) atau posisi spot di mana kita berdiri tidak mendukung, sebuah pendekatan lain bisa kita gunakan, yaitu teori hyper-focal, untuk mendapatkan bidang fokus yang “optimal” sesuai dgn scene yang kita hadapi. Inti dari jarak hyper-focal adalah meletakan titik focus pada posisi yang tepat untuk mendapatkan bidang focus yg seluas-luasnya yg dimungkinkan sehingga akan tajam dari FG hingga ke BG.

Dengan DoF lebar, akibat penggunaan f/20 dan pengaplikasian hyper-focal distance untuk menentukan focus


2. Gunakan tripod dan cable release
Dari #1 diatas, akibat dari semakin lebarnya DOF yang berakibat semakin lamanya exposure, dibutuhkan tripod untuk long exposure untuk menjamin agar foto yang dihasilkan tajam. Cable release juga akan sangat membantu. Jika kamera memiliki fasilitas untuk mirror-lock up, maka fasilitas itu bisa juga digunakan untuk menghindari micro-shake akibat dari hentakkan mirror saat awal.
 

3. Carilah Focal point atau titik focus

Titik focus disini bukanlah titik dimana focus dari kamera diletakkan, tapi lebih merupakan titik dimana mata akan pertama kali tertuju (eye-contact) saat melihat foto.
Hampir semua foto yang “baik” mempunyai focal point, atau titik focus atau lebih sering secara salah kaprah disebut POI (Point of Interest). Sebetulnya justru sebuah landscape photography membutuhkan sebuah focal point untuk menarik mata berhenti sesaat sebelum mata mulai mengexplore detail keseluruhan foto. Focal point tidak mesti harus menjadi POI dari sebuah foto.
Sebuah foto yang tanpa focal point, akan membuat mata “wandering” tanpa sempat berhenti, yang mengakibatkan kehilangan ketertarikan pada sebah foto landscape. Sering foto seperti itu disebut datar (bland) saja. 
 
Focal point bisa berupa berupa bangunan (yg kecil atau unik diantara dataran kosong), pohon (yg berdiri sendiri), batu (atau sekumpulan batu), orang atau binatang, atau siluet bentuk yg kontrast dgn BG, dst. Peletakan dimana focal point juga kadang sangat berpengaruh, disini aturan “oldies” Rule of Third bermain. 
 
Focal point pada contoh foto dibawah adalah pada org berperahu disisi kiri.


4. Carilah Foreground (FG)
Foreground bisa menjadi focal point bahkan menjadi POI (Point of Interest) dalam foto landscape anda.
Oleh sebab itu carilah sebuah FG yang kuat. Kadang sebuah FG yang baik menentukan “sukses” tidaknya sebuah foto landscape, terlepas dari bagaimanapun dasyatnya langit saat itu.
Sebuah object atau pattern di FG bisa membuat “sense of scale” dr foto landscape kita.
 

5. Pilih langit atau daratan
Langit yang berawan bergelora, apalagi pada saat sunset atau sunrise, akan membuat foto kita menarik, tapi kita tetap harus memilih apakah kita akan membuat foto kita sebagian besar terdiri dari langit dgn meletakan horizon sedikit dibawah, atau sebagian besar daratan dgn meletakkan horizon sedikit dibagian atas.
Seberapa bagus pun daratan dan langit yang kita temui/hadapi saat memotret, membagi 2 sama bagian antara langit yang dramatis dan daratan/FG yang menarik akan membuat foto landscape menjadi tidak focus, krn kedua bagian tersebut sama bagusnya.

Komposisi dgn menggunakan prisip “oldies” Rule of Third akan sangat membantu. Letakkan garis horizon, di 1/3 bagian atas kalau kita ingin menonjolkan (emphasize) FG nya, atau letakkan horizon di 1/3 bagian bawah, kalau kita ingin menonjolkan langitnya.
Tentu saja hukum “Rule of Third” bisa dilanggar, andai pelanggaran itu justru memperkuat focal point dan bukan sebaliknya. Juga tidak selalu dead center adalah jelek.


6. Carilah Garis/ Lines/ Pattern
Sebuah garis atau pattern bisa membuat/menjadi focal yang akan menggiring mata untuk lebih jauh mengexplore foto landscape anda. Kadang leading lines atau pattern tersebut bahkan bisa menjadi POI dari foto tersebut.
Garis-garis, juga bisa memberikan sense of scale atau image depth (kedalaman ruang).
Garis atau pattern bisa berupa apa saja, deretan pohon, bayangan, garis jalan,tangga, tepi danau/laut,dst.
Hanya dengan seringnya melakukan hunting atau photo trip, kita akan terbiasa melihat lines?shape dan pattern yang terkadang tersamarkan atau berbaur dengan alam atau lingkungannya. Angle dan komposisi dapat memperkuat sebuah leading lines atau shape yang ada.

Foto kiri : lines
Foto kanan : pattern 
 

7. Capture moment & movement
Sebuah foto Landcsape tidak berarti kita hanya menangkap (capture) langit, bumi atau gunung, tapi semua elemen alam, baik itu diam atau bergerak seperti air terjun, aliran sungai, pohon2 yang bergerak, pergerakan awan, dst, dapat menjadikan sebuah foto landscape yang menarik.
Sebuah foto landscape tidak harus mengambarkan sebuah pemandangan luas, seluas luasnya, tapi sebuah isolasi detail, baik object yang statis maupun yg secara dinamis bergerak, bisa menjadi sebuah subject dari sebuah foto landscape. Untuk itu lihat #13.


8. Bekerja sama dengan alam atau cuaca
Sebuah scene dapat dengan cepat sekali berubah. Oleh sebab itu menentukan kapan saat terbaik untuk memotret adalah sangat penting. Kadang kesempatan mendapat scene terbaik justru bukan pada saat cuaca cerah langit biru, tapi justru pada saat akan hujan atau badai atau setelah hujan atau badai, dimana langit dan awan akan sangat dramatis . Selain kesabaran dalam “menunggu” moment, kesiapan dalam setting peralatan dan kejelian dalam mencari object dan Focal Point seperti awan, ROL (ray of light), pelangi, kabut, dll.


9. Golden Hours & Blue hours
Pada normal colour landscape photography, saat terbaik biasanya adalah saat sekitar (sebelum) matahari terbenam (sunset) atau setelah matahari terbit (sunrise).
Golden hours adalah saat, biasanya 1-2 jam sebelum matahari terbenam (sunset) hingga 30 menit sebelum matahari terbenam, dan 1-3 jam sejak matahari terbit, dimana “golden light” atau sinar matahari akan membuat warna keemasaan pada object.
 
Selain itu, saat golden hours juga akan membuat bayangan pada oject, baik itu pohon, atau orang menjadi panjang dan bisa menjadi leading lines spt yg disebutkan pada #6 diatas.
Jika kita memotret pada saat golden hours sudah lewat, atau pada saat matahari sudah terik, biasanya hasilnya akan flat atau harsh lightingnya krn matahari sudah jauh diatas.
Ini berlawananan dgn IR landscape photography yg tidak mengenal golden hours, dimana saat terbaik justru pada saat tengah teriknya matahari.
 
Blue hours adalah beberapa saat, biasanya hingga 20-30 menit setelah matahari terbenam (sunset), dimana matahari sudah tebenam, tapi langit belum gelap hitam pekat. Pada saat ini langit akan berwarna biru.

Jadi adalah kurang tepat, bahwa pada saat matahari sudah terbenam dan langit mulai gelap (oleh mata kita), kita langsung mengemas/beres2 gear/tripod kita. Justru pada saat ini kita bisa mendapatkan sebuah scene yang bagus dimana langit akan berwarna biru dan tidak hitam pekat. Biasanya dgn long exposure, awan pun (walau kalau kita lihat dgn mata telanjang sdh tidak tampak) masih akan terlihat jelas dan memberikan texture pada birunya langit.

Sunrise


Before Sunset


Blue Hours


10. Cek Horizon
Walaupun sekarang dgn mudah kesalahan ini dapat di koreksi dgn image editor tapi saya masih berkeyakinan “get it right the first time” akan lebih optimal.
Ada 2 hal terakhir saat sebelum kita menekan shutter:
– Apakah horizonya sudah lurus, ada beberapa cara untuk bisa mendapatkan horion lurus saat eksekusi di lapangan, lihat #12
- Apakah horizon sdh di komposisikan dgn baik, lihat #5 untuk pengaplikasian Rule of third. Peraturan/rule kadang dibuat untuk dilangar, tapi jika scene yang akan kita buat tidak cukup kuat (strong) elementnya, biasanya Rule of Third akan sangat membantu membuat komposisi menjadi lebih baik. Memang dgn croping nantinya di software pengolah gambar, kita bisa memperbaikinya. Tapi kalau tidak dgn terpaksa, lebih baik pada saat eksekusi kita sudah menempatkan horizon pada posisi yang sebaiknya.
 

11. Ubah sudut pandang/angle/view anda
Kadang kita terpaku dgn sudut pandang atau angle yang umum kita lakukan, atau mungkin kalau kita mengunjungi suatu tempat yang sering kita lihat fotonya baik itu dimajalah atau website seperti di FN ini, kita menjadi “latah” dan memotret dgn angle yang sama.
Banyak cara untuk mendapatkan fresh point of view. Tidak selamanya “eye-level angle” (posisi normal saat kita berdiri) dalam memotret itu yang terbaik. Coba dgn high-angle (kamera diangkat diatas kepala), waist-level angle, low level, dst, coba berbagai format horizontal dan/atau vertikal.
Atau mencoba mencari spot atau titik berdiri yang berbeda atau tempat yang berbeda, misalnya dari atas pohon (ada memang fotografer senior yang saya kenal yang senang memanjat pohon untuk utk mendapatkan view yg berbeda, dan hasilnya memang berbeda dan unik), atau mencoba berdiri lebih ketepi jurang, atau bahkan tiduran ditanah… tentu saja dgn lebih mengutamakan keselamatan anda sendiri sbg faktor yang lebih utama dan menghitung resiko yang mungkin didapatkan.
Satu hal yang harus dipahami, mencoba dengan sudut pandang yang berbeda tidak selalu otomatis gambar kita akan lebih bagus atau lebih baik, tapi begitu sekali anda mendapatkan yang lebih bagus, dijamin pasti berbeda dgn yang lain.
Dengan sering ber-experimen dgn berbagai angle, lama-kelamaan insting anda akan terlatih saat berada di lapangan untuk mendapatkan tidak hanya angle yang bagus, tapi juga berbeda.
Jangan memotret berulang2 pada satu titik/spot. Cobalah untuk bergeser beberapa meter kesamping atau kedepan, atau bahkan berjalan jauh.
Juga sesekali coba untuk menoleh kebelakang untuk melihat, kadang bisa mendapatkan angle yang menarik dan berbeda.
3-5 exposure/jepretan pada satu titik dan “move on, change spot, change orientation (landscape <-> portrait), look back, change lenses”.
Terutama jika anda sering travelling, baik itu ke tempat yang sudah umum atau ke tempat yang jarang di kunjungi fotografer. Ada kalanya kita ada pada suatu spot dimana foto dari lokasi itu sudah merupakan lokasi “sejuta umat” dimana ratusan bahkan ribuan fotografer pernah memotret di spot yg sama dan menghasilkan foto yang mirip atau beda-beda tipis.
Gunakan foto-foto yang sering anda lihat tersebut sebagai referensi, pelajari dan aplikasikan tekniknya dan coba menemukan sesuatu yang berbeda. Make a difference.
Kalau tidak keberatan tiduran sejenak di aspal 


12. Pergunakan peralatan bantu
Penggunaan beberapa peralatan bantu dibawah akan sangat membantu untuk mendapatkan foto landscape yang lebih baik.
  • CPL filter : untuk lebih memekatkan/ saturasi warna, memekatkan warna biru pada langit, menghilangkan pantulan, dst.
  • ND filter : Untuk menurunkan exposure, untuk mendapatkan slow exposure speed. Dari ND2, ND4, ND8. ND400 hingga ND1000
  • Graduated ND filter :Untuk menyeimbangkan exposure antara bagian atas dan bawah, misalnya antara langit dan daratan. Dari ND 0.1, 0.2, 0.3, 0.6 hingga 1.2
13. Lensa yang dipergunakan
Kadang sering ada asumsi bahwa sebuah foto landscape itu harus menggunakan lensa yang selebar mungkin. Tapi dalam membuat sebuah foto landscape, semua lensa dapat dipergunakan, dari lensa super wide (14mm, 16mm, dst), wide (20mm – 35m), medium, (50mm – 85mm), hingga tele/super tele (100mm – 600mm). Semua range lensa bisa dan dapat dipergunakan.
Semua itu tergantung atas kebutuhan dan scene yang kita hadapi. Lensa wide/super wide kadang dibutuhkan jika kita ingin merangkum sebuah scene seluas-luasnya dgn memasukan object yang banyak atau yang berjauhan atau ingin mendapatkan perspektif yg unik.Tapi kadang sebuah tele bisa digunakan untuk mengisolasi scene sehingga lebih un-cluttered, simple dan focus.
Jika tiba pada suatu lokasi/spot, usahakan mencoba dgn semua lensa yang anda bawa. Jangan terpaku pada satu lensa dan memotret berulang-ulang.

14. Persiapkan diri dan sesuaikan peralatan
Walau ini tidak berhubungan langsung, tapi kadang sangat menentukan. Sering kali kita membutuhkan research atau tanya dulu kiri kanan, baik itu dgn googling atau bertanya dgn fotografer yang sudah pernah kesana ke satu lokasi sebelumnya, terutama jika mengunjungi tempat yang berbeda jauh iklim maupun cuacanya, krn itu akan menentukan kesiapan kita baik fisik maupun peralatan yang harus dibawa, baik itu peralatan fotografi maupun peralatan penunjang.
Cek ulang dan test semua camera dan lensa yang akan dibawa.
Akan lebih baik kalau semua perlataan yang akan dibawa dalam keadaan bersih, baik itu lensanya, filter2 maupun kamera (sensor) nya.
Membawa semua lensa yang kita punya kadang tidak bijaksana. Mungkin suatu trip hanya membutuhkan satu atau dua lensa saja, atau justru membutuhkan lebih dr itu krn kita sudah mempunyai gambaran atau informasi atau trip tersebut merupakan pengulangan trip yg sudah pernah dilakukan.
Mengetahui alam dan lingkungan dan adat (jika ada penduduknya) dari lokasi pemotretan juga akan sangat membantu.
Bahkan kadang dgn membawa peta (atau mungkin GPS) akan membantu kita menemukan suatu tempat atau spot, khususnya bila kita hunting di daerah ayng tidak ketahui atau lokasi yang kita tidak hapal.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah melindung seluruh peralatan yang anda bawa selama photo trip/hunting, baik itu hanya day-trip, overnight trip atau trip berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Sebelum berangkat, pastikan anda memilki check-list perlaatan apa saja yg anda bawa. Catat juga semua model dan serial numbernya.
Untuk kiat-kiat melindungi peralatan/gear anda:
  • _ Simpanlah peralatan kamera anda dalam tasnya jika tidak dipergunakan. Beli dan pergunakanlah padlock/gembok dgn kualitas yang cukup baik untuk menguncinya.
  • _ Jika anda menginap diasuatu hotel/ motel/ hostel, jangan tinggalkan peralatan anda tergeletak diatas meja atau di atas tempat tidur jika meninggalkan kamar, walau hanya sebentar, misal untuk keluar makan. Masukkan kembali kedalam tas dan kuncilah.
  • _ Jika anda menginap di suatu cottage (biasanya didaerah pantai) atau hotel dengan kamar dilantai dasar, dengan jendela yang dapat terbuka, jangan meletakkan tas anda dekat jendela, baik saat meninggalkan kamar atau pada saat anda tidur. Tas dapat dengan mudah di “kail/pancing” dari luar.
  • _ Untuk peralatan lain seperti laptop, gunakan pengaman laptop , seperti kabel pengaman laptop (Notebook lock) buatan Kensington, jenis Microsaver, yang dapat di ikatkan/ dilingkarkan ke suatu benda yang fix/ tetap seperti meja kayu, atau tiang besi.
  • _ Pengalaman saya di negara2 dunia ketiga (bukan Indonesia), tidak bijaksana untuk membawa backpack kamera anda untuk memotret. Biasanya yang saya lakuakan adalah saya menggunakan kamera bag hanya untuk media transportasi peralatan saya, missal dari satu kota/tempat ke tempat yang lain. Untuk hunting saya mempergunakan kamer a bag yang lebih kecil atau kamera holder seperti Toploader/Topload. Kadang2 didaerah yang rawan, adanya kamera backpack dipunggung anda hanya mengiklankan dan mengundang orang2 jahat.
  • _ Jika anda terpaksa harus meninggalkan seluruh atau sebagian peralatan anda dalam tas backpack, baik dikamar hotel atau mobil, selain dikunci gembok/padlock, gunakan jaring besi pengaman seperti Pacsafe yang sangat kuat melindungi keseluruhan backpack anda dengan prinsip kerja yang sama seperti pelindung laptop yaitu dengan dikaitkan/lingkarkan kesuatu benda yang fix seperti tiang besi, kursi mobil, kayu tempat tidur atau meja.
  • _ Sangat penting untuk mengetahui informasi tentang keadaan sekitar suatu tempat tujuan dari orang-orang setempat, baik tentang cara menuju kesana, situasi keamanan atau daerah yang harus dihindari, misalnya dari resepsionis, penjaga pintu/doorman, dll. Sering bertanya, sehingga multiple source adalah lebih berguna dari single source.
  • _ Jangan malas-malas, untuk sering-sering melakukan check-count/list atas semua peralatan yang dibawa, misalnya setiap malam sebelum tidur, sambil bersih2 peralatan/lensa. Jadi kalau ada satu item yang hilang dapat diketahui lebih awal… bukannya pada akhir perjalanan setelah tiba dirumah atau meninggalkan tempat tersebut.
more detail  (www.focusnusantara.com)
Read More